Pengertian Ikhtisar, Struktur, Ciri, Contoh & Cara Membuat
Apa perbedaan ikhtisar dengan rangkuman biasa? Kenali definisi, ciri, kaidah kebahasaan, struktur, dan cara membuatnya.
—
Teman-teman, pernah nggak membaca ikhtisar dari sebuah buku fiksi atau non fiksi? Biasanya nih, ikhtisar berguna untuk mempersingkat waktu tanpa menghilangkan bagian-bagian penting dalam teks. Seperti apa sih bentuk ikhtisar itu? Apakah sama dengan sinopsis, ringkasan, serta rangkuman?
Apa Itu Ikhtisar?
Ikhtisar adalah teks yang dibuat secara ringkas berdasarkan teks aslinya. Gagasan-gagasan dalam ikhtisar tidak harus disusun berurutan seperti teks asli. Poin terpenting dalam ikhtisar adalah menceritakan kembali dengan menggunakan bahasa sendiri tanpa menghilangkan tema maupun permasalahan yang ada di dalamnya.
Ikhtisar juga mempunyai ciri berbeda dengan sinopsis, rangkuman, maupun ringkasan. Supaya lebih jelas, perhatikan tabel di bawah ini dengan seksama ya!
Tujuan Ikhtisar
“Ikhtisar itu dibuat untuk apa sih?”
Selain mempersingkat waktu untuk membaca teks asli, ikhtisar juga mempunyai tujuan lain yang tak kalah penting, lho, yaitu:
- Meningkatkan literasi.
- Melatih kemampuan menulis.
- Mempermudah memahami informasi yang terkandung pada teks.
Tidak ada batasan mengenai teks yang bisa dijadikan ikhtisar. Kamu bisa membuat ikhtisar dari cerpen, novel, hikayat, bahkan materi pelajaran. Misalnya nih, kamu merasa bingung dengan mapel yang sedang dipelajari, kamu dapat membuat ikhtisar mapel tersebut menggunakan bahasa kamu sendiri.
Baca juga: Kumpulan Soal dan Pembahasan UTBK
Cara Membuat Ikhtisar
Ada 5 langkah menyusun ikhtisar. Gampang kok, kamu pasti bisa! Ikuti caranya di bawah ini ya:
1. Membaca Teks Asli
Iya, dong. Kamu nggak bisa menulis ikhtisar tanpa membaca teks asli terlebih dahulu. Kamu harus membaca keseluruhan teks dengan cermat dan teliti.
2. Menandai Ide Pokok
Ingat peribahasa “sambil menyelam minum air”? Peribahasa ini artinya mengerjakan dua pekerjaan sekaligus dalam satu waktu. Nah, saat membaca teks asli, kamu juga bisa sambil menandai ide-ide pokok yang menjadi permasalahan di teks tersebut. Gunakan stabilo untuk menggarisbawahi bagian yang dianggap penting.
3. Menyusun Ikhtisar
Setelah ide-ide pokok ditemukan, kamu dapat mulai membuat ikhtisar. Penyusunan ikhtisar tidak harus mirip dengan teks asli. Kamu bisa menggunakan bahasa sendiri supaya lebih mudah dimengerti. Gagasan atau ide pokoknya juga nggak wajib ditulis secara urut, lho. Poin utamanya adalah bagaimana pembaca dapat mengetahui makna yang terkandung dalam teks dengan jelas.
4. Membaca Ikhtisar
Sebelum diunggah ke internet atau diberikan ke orang lain, kamu wajib membaca ikhtisar buatanmu untuk mengetahui apakah ada hal-hal yang terlewat atau tidak. Di sini, kamu memposisikan diri sebagai pembaca dan kritikus. Kamu bisa menilai apakah ikhtisar kamu enak dibaca, mudah dipahami, atau justru berbelit-belit.
5. Melakukan Perbaikan
Langkah terakhir dalam pembuatan ikhtisar adalah melakukan perbaikan. Mungkin terdapat kalimat yang belum efektif, ejaan yang salah, atau pemilihan diksi yang kurang tepat. Kamu bisa melakukan revisi sebelum mempublikasikan ikhtisar buatanmu.
Kaidah Kebahasaan Ikhtisar
Sama seperti teks atau karya sastra lainnya, ikhtisar juga mempunyai kaidah atau aturan kebahasaan. Umumnya, ikhtisar menggunakan kalimat efektif, kalimat majemuk,
1. Kalimat Efektif
Meskipun ikhtisar dapat disusun dengan bahasa sendiri, kamu harus tetap mempertahankan keefektifan kalimat-kalimatnya ya.
“Hah, maksudnya gimana tuh?”
Gini-gini. Kalimat efektif adalah kalimat yang tersusun secara baik, benar, jelas, serta tidak menimbulkan makna ganda. Kalimat ini mengutarakan informasi dengan jelas, menggunakan diksi yang tepat, tanpa memperhitungkan panjang pendeknya kata.
2. Kalimat Majemuk
Hayo, masih ingat nggak sama kalimat majemuk? Kalimat majemuk memiliki lebih dari satu kata kerja atau predikat, dan memiliki konjungsi atau kata penghubung.
Contoh: “Mengetahui hal ini, Dayang Sumbi marah dan mengusir anaknya sendiri.”
Pada kalimat di atas, kamu bisa menemukan dua kata kerja, yaitu ‘mengetahui’ serta ‘mengusir’. Terdapat pula kata penghubung yaitu ‘dan’.
3. Koherensi
Dalam Bahasa Indonesia, koherensi artinya keselarasan atau hubungan logis antar kalimat. Llalu, apa hubungannya dengan ikhtisar? Ketika menulis ikhtisar, kamu memastikan bahwa tidak ada kalimat yang menggantung. Semua kalimat harus berkaitan satu sama lain.
Baca juga: Belajar Membuat Kalimat Kompleks, Nggak Sesusah Itu Kok!
Contoh Ikhtisar
Oke, sekarang aku mau kasih contoh perbedaan teks asli dengan teks yang sudah dibuat ikhtisarnya. Coba deh, kamu perhatikan gagasan pokok yang terkandung di dalamnya. Masih sama kan? Hanya saja ikhtisar dibuat lebih singkat dan padat.
Teks Asli
Beribu-ribu tahun yang lalu, tanah Parahyangan dipimpin seorang raja dan ratu yang mempunyai anak bernama Dayang Sumbi. Pada saat ia menenun, ia merasa lemas dan pusing. Lalu ia menjatuhkan pintalannya dan ia bersumpah bahwa siapa yang akan mengambilkannya, dia akan menikahinya.
Pada saat itu, seekor anjing bernama Tumang mengambilkannya. Mereka pun menikah, lalu dikaruniai seorang anak yang diberi nama Sangkuriang. Pada suatu hari, Dayang Sumbi menyuruh anaknya dan Tumang mencari rusa. Sangkuriang berputus asa tetapi ia tidak ingin mengecewakan ibunya, kemudian Sangkuriang memanah Tumang dan membawanya kepada ibunya.
Tiba-tiba Dayang Sumbi teringat pada Tumang dan ia menanyakan kepada anaknya. Sangkuriang pun bercerita yang sebenarnya. Dayang Sumbi marah dan memukul Sangkuriang hingga pingsan. Kemudian Dayang Sumbi mengusir anaknya.
Setelah dewasa, Sangkuriang pergi melihat dunia luar. Ia bertemu dengan gadis cantik yang tidak lain adalah ibunya sendiri. Sangkuriang telah jatuh cinta pada gadis itu dan Sangkuriang pun melamarnya. Pada saat akan menikah, Dayang Sumbi mengelus dahi Sangkuriang kemudian Dayang Sumbi sadar bahwa yang akan menikahinya adalah anaknya sendiri.
Dayang Sumbi ingin pernikahannya gagal. Oleh sebab itu, ia pun mengajukan syarat yang tak mungkin dikabulkan Sangkuriang. Ia harus membuat sebuah bendungan yang mengelilingi bukit dan membuat perahu untuk menyusurinya. Pekerjaan Sangkuriang hampir selesai, tetapi fajar terbit lebih cepat dari biasanya. Sangkuriang pun merasa kalau dirinya ditipu. Kemudian Sangkuriang menjadi sangat marah dan ia mengutuk Dayang Sumbi sambil menendang perahu hingga terbalik yang kemudian membentuk “Tangkuban Perahu”.
Teks Ikhtisar
Pada zaman dahulu kala, ada seorang putri bernama Dayang Sumbi. Saat ia menenun, tiba-tiba merasa lemas dan pintalannya jatuh. Pintalan itu ditemukan oleh seekor anjing bernama Tumang dan keduanya pun menikah. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai anak bernama Sangkuriang. Saat Sangkuriang berburu di hutan bersama Tumang, ia tidak bisa menemukan rusa. Akhirnya Sangkuriang membunuh Tumang.
Mengetahui hal ini, Dayang Sumbi marah dan mengusir anaknya sendiri. Saat Sangkuriang beranjak dewasa, ia bertemu dengan wanita cantik dan ingin menikahinya. Wanita tersebut tak lain adalah Dayang Sumbi, ibunya sendiri. Mengetahui hal ini, Dayang Sumbi ingin menggagalkan pernikahannya dengan memberikan syarat yang mustahil bagi Sangkuriang. Dayang Sumbi ingin dibuatkan bendungan yang mengelilingi bukit dan perahu yang bisa mengelilinya.
Ketika matahari terbit, Sangkuriang belum bisa menyelesaikannya sehingga ia merasa ditipu. Karena sangat marah, Sangkuriang kemudian mengutuk Dayang Sumbi sambil menendang perahunya hingga terbalik yang kemudian membentuk “Tangkuban Perahu”.
—
Meskipun nggak diujikan dalam UTBK, Ikhtisar bisa melatih daya analitis kamu untuk mengerjakan soal-soal Penalaran Bahasa Indonesia di SNBT, lho. Nah, kalau gitu, yuk mulai persiapkan diri dengan paket intensif SNBT dari Brain Academy. Semangat!
Referensi:
Suherli, dkk. 2013. Bahasa Indonesia Kelas X. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.