Pengertian Teks Negosiasi, Ciri, Struktur dan Kebahasaannya
Artikel ini akan membahas pengertian, tujuan, unsur, ciri, serta kaidah kebahasaan teks negosiasi.
—
Dalam kehidupan sehari-hari, tanpa kamu sadari, kita tidak lepas dari kegiatan bernegosiasi. Misalnya ketika kamu mengantarkan Ibumu ke pasar. Tentunya, Ibumu pasti akan mengajukan penawaran sebelum membeli suatu barang. Hal itu dilakukan agar mendapatkan harga yang lebih murah.
Nah, negosiasi ini bisa dilakukan di mana pun sesuai kepentingan. Misalnya di pasar, sekolah, toko, instansi pemerintahan dan lainnya. Hmm, Jadi, apa sih yang dimaksud negosiasi?
Pengertian Teks Negosiasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terdapat dua pengertian negosiasi, yaitu:
- Negosiasi adalah proses tawar menawar untuk mencapai kesepakatan bersama, antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dengan pihak yang lain.
- Negosiasi adalah penyelesaian sengketa secara damai melalui perundingan antara pihak yang bersengketa.
Nah dari dua pengertian tersebut bisa disimpulkan nih bahwa, teks negosiasi adalah sebuah teks yang memuat bentuk interaksi sosial dan berfungsi untuk mencari kesepakatan atau penyelesaian bersama.
Tujuan Teks Negosiasi
Tujuan teks negosiasi adalah memperoleh kesepakatan untuk mencapai hasil terbaik dan keuntungan bersama. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui kesamaan persepsi, mempersatukan perbedaan pendapat antara pihak-pihak yang memiliki kepentingan berbeda, dan mendapatkan kondisi penyelesaian atau solusi dari masalah yang dihadapi.
Unsur Teks Negosiasi
Dalam teks negosiasi terdapat unsur-unsur pembangun yang dapat kamu gunakan untuk memastikan teks tersebut merupakan sebuah teks negosiasi. Kira-kira apa saja ya?
- Partisipan (pihak yang terlibat dalam negosiasi)
- Perbedaan kepentingan antara dua belah pihak
- Terjadi pengajuan dan penawaran
- Menghasilkan persetujuan dan kesepakatan
Baca juga: Pengertian Teks Eksplanasi, Ciri, Struktur, dan Contohnya
Ciri-Ciri Teks Negosiasi
Negosiasi dikatakan berhasil jika sampai pada tahap kesepakatan. Adapun faktor-faktor penentu keberhasilan negosiasi antara lain:
- Kesediaan semua pihak untuk berkompromi dengan pihak lain
- Tidak ada pihak yang dirugikan
- Memiliki alasan yang dapat memengaruhi pihak lain
- Kesepakatan yang dicapai bersifat praktis atau dapat dilakukan
Struktur Teks Negosiasi
Untuk membuat sebuah teks negosiasi kamu perlu mengetahui strukturnya terlebih dahulu. Secara umum, struktur negosiasi terdiri dari orientasi, pengajuan, penawaran, dan persetujuan. Tahapan dari struktur ini harus ditulis secara berurutan agar dapat dipahami dengan baik.
1. Orientasi
Bagian orientasi berisi pembukaan atau awalan sebuah negosiasi. Biasanya berupa kata salam, sapa, dan sebagainya.
2. Pengajuan
Pada bagian ini berisi permintaan dari salah satu pihak mengenai permasalahan yang dihadapi dan ingin diselesaikan.
3. Penawaran
Pada tahap penawaran berisi proses tawar menawar antara pihak satu dengan pihak yang lain untuk mencapai sebuah kesepakatan yang menguntungkan satu sama lain.
4. Persetujuan
Jika tawar menawar sudah dilakukan, maka tahap selanjutnya kesepakatan atas hasil penawaran dari kedua belah pihak. Bagian persetujuan merupakan titik temu dari penawaran dan pengajuan yang telah dilakukan oleh kedua belah pihak.
Baca juga: Pahami Pengertian Teks Deskripsi Beserta Ciri-ciri dan Strukturnya, Yuk!
Jenis-Jenis Teks Negosiasi
Teks negosiasi terbagi menjadi 3 jenis, yaitu teks negosiasi lisan, gabungan, dan tulisan. Ini penjelasannya.
1. Teks Negosiasi Lisan
Jenis teks negosiasi lisan adalah teks yang dikemas dalam bentuk dialog. Contoh teksnya seperti dialog penawaran atau kesepakatan antara dua belah pihak atau percakapan sehari-hari.
2. Teks Negosiasi Gabungan
Teks negosiasi gabungan adalah teks yang disajikan dalam bentuk gabungan antara narasi dan dialog. Contoh teks ini bisa dengan mudah kamu temukan dalam cerpen atau cerita pendek yang di dalamnya terdapat negosiasi antartokoh.
3. Teks Negosiasi Tulisan
Last but not least, teks negosiasi tulisan adalah teks berbentuk tulisan yang bisa berupa surat penawaran barang, surat permintaan barang, atau surat penawaran kerjasama. Ketiga surat ini juga termasuk ke dalam surat niaga.
Contoh Teks Negosiasi
Berdasarkan struktur yang sudah kamu pelajari, sekarang yuk perhatikan contoh teks negosiasi di bawah ini dan tentukan strukturnya di kolom komentar ya!
Negosiasi di Lingkungan Sekolah
Setelah bel pulang sekolah berbunyi, Robi tidak langsung pulang ke rumahnya seperti anak-anak yang lain. Ia memesan ojek di pangkalan ojek untuk pergi menuju tempat lesnya dan belajar di sana sampai maghrib.
Robi : Hai, Bang! Bisa anterin saya nggak?
Abang Ojek : Hai, Robi! Mau ke tempat les?
Robi : Iya, Bang, tempatnya di Cadika. Ongkosnya berapa kalo dari sini?
Abang Ojek : Rp20.000, Dek.
Robi : Wah, kok lebih mahal, Bang? Biasanya Rp12.000.
Abang Ojek : Iya nih, harga bensin lagi naik, Dek. Ke tempat les kan lokasinya lumayan jauh.
Robi : Aduh, tapi uang saya nggak banyak, Bang. Saya tambahin jadi Rp15.000 gimana?
Abang Ojek : Tambah Rp3.000 lagi, jadi Rp18.000 deh. Langsung gas, nih!
Robi : Oke deh Bang, yuk!
Abang Ojek : Gas! Berangkaaat….
Baca juga: Contoh Teks Negosiasi di Berbagai Situasi Sehari-hari
Kaidah Kebahasaan Teks Negosiasi
Setiap teks memiliki kaidah kebahasaan yang menjadi ciri khas dari teks itu sendiri. Pada teks negosiasi, terdapat kaidah-kaidah kebahasaan yang digunakan, apa saja ya?
1. Kalimat
Terdapat 6 kategori kalimat yang bisa kamu temukan dalam teks negosiasi, yaitu kalimat deklaratif, kalimat interogatif, kalimat imperatif, kalimat harapan, kalimat bersyarat dan kalimat persuasi.
2. Kalimat Deklaratif
Kalimat deklaratif adalah sebuah kalimat yang berisi pernyataan. Kalimat deklaratif disebut juga sebagai kalimat berita. Contoh: “Di tempat lain, harganya bisa lebih mahal, Pak. Ini sudah paling murah. Jadi, Bapak tidak akan rugi beli di sini.”
3. Kalimat Interogatif
Kalimat interogatif adalah kalimat yang berisi pertanyaan yang diajukan kepada orang lain. Contoh: “Bagaimana kalau per kilonya Rp25.000,00, Bu?”
4. Kalimat Imperatif
Kalimat imperatif adalah kalimat yang di dalamnya mengandung perintah yang berfungsi meminta atau memerintahkan orang lain melakukan sesuatu. Contoh: “Silakan dicoba dulu bu buahnya.”
5. Kalimat Harapan
Kalimat harapan adalah kalimat yang menyatakan harapan atau mengungkapkan keinginan terjadinya sesuatu. Contoh: “Semoga dagangannya laku ya, Pak.”
Baca juga: Memahami Kalimat Kompleks, Benarkah Tak Sekompleks Namanya?
6. Kalimat Bersyarat
Kalimat bersyarat adalah kalimat yang menandakan keberadaan sebuah kondisi atau peristiwa sebagai syarat untuk mencapai tujuan. Contoh: “Ya sudah, saya ambil 3 bungkus, asalkan diberi diskon ya.”
7. Kalimat Persuasi
Kalimat persuasi adalah kalimat yang bertujuan untuk mengajak atau meyakinkan orang lain agar bersedia mengikuti apa yang dikatakan padanya. Contoh: “Saya tidak jadi belanja kalau harga barang itu tidak bisa dikurangi.”
8. Konjungsi (Kata Penghubung)
Konjungsi atau kata sambung atau kata hubung adalah kata untuk menghubungkan kata-kata, ungkapan-ungkapan atau kalimat-kalimat dan sebagainya dan tidak untuk tujuan atau maksud lain. Konjungsi yang dapat kamu temukan pada teks negosiasi adalah konjungsi kausalitas.
9. Konjungsi Kausalitas
Konjungsi kausalitas adalah kata penghubung yang menyatakan sebab atau alasan dan akibat atau hasil dari suatu hal. Contoh: “Kalau kita adakan bakti sosial untuk warga di lingkungan sekitar sekolah kita, kurasa akan lebih berguna.”
Cara Membuat Teks Negosiasi
Gimana sih cara membuat teks negosiasi? Yuk, cari tahu tahapannya berikut ini.
1. Persiapan atau Perencanaan
Di tahap awal ini, tentukan tema dari kegiatan negosiasi. Contoh tema seperti kegiatan jual beli atau kegiatan negosiasi untuk menentukan kebijakan tertentu, dan sebagainya.
2. Tentukan Pihak yang Berkaitan
Untuk tiap kegiatan negosiasi, perlu ditentukan siapa saja pihak-pihak yang berkaitan. Contohnya untuk tema jual beli, tentukan siapa saja pihak yang berperan untuk menjadi penjual dan pembeli.
3. Tentukan Hal yang Dinegosiasikan
Selanjutnya, tentukan juga apa yang ingin dinegosiasikan dalam teks tersebut. Untuk tema jual beli misalnya, tentukan apa yang diperjualbelikan. Apakah itu berupa barang atau jasa? Jangan lupa juga tentukan waktu dan tempat (latar) negosiasi.
4. Siapkan Argumen
Dalam tiap teks negosiasi, masing-masing pihak perlu mengutarakan apa saja yang diinginkan secara bijaksana melalui berbagai argumen.
5. Rancang Kegiatan Tawar Menawar dan Penyelesaian Masalah
Selain menyampaikan argumen, lakukan juga tawar-menawar antar pihak-pihak yang terlibat hingga tercapai sebuah kesepakatan. Contohnya pada tema jual beli, tawar menawar bisa berupa kesepakatan untuk harga barang atau jasa yang diperjualbelikan.
6. Penutup
Tentukan tahap terakhir yang akan menutup proses negosiasi. Penutup dalam teks negosiasi bisa berupa kedua pihak saling mengucapkan terima kasih dan salam. Apabila negosiasi bersifat formal, maka teks juga bisa ditutup dengan kesapakatan tertulis dan penandatanganan dokumen tertentu antara pihak yang terlibat.
7. Sesuaikan Kerangka dengan Struktur Teks
Setelah kamu selesai membuat kerangka teks dari tahapan di atas, langkah selanjutnya adalah menyesuaikan kerangka tadi dengan struktur teks negosiasi.
8. Kembangkan menjadi Sebuah Teks
Saat kerangka dan struktur sudah rapi, kamu bisa mulai mengembangkannya menjadi sebuah teks yang utuh. Perlu diingat, saat proses pengembangan kerangka menjadi teks, kamu harus memperhatikan kaidah kebahasaan yang digunakan agar teks negosiasi mudah dimengerti oleh pembaca.
—
Itulah tadi pengertian, ciri-ciri, struktur, contoh, dan kaidah kebahasaan teks negosiasi. Sudah semakin paham, kan? Jika belum, yuk ikutan live teaching Brain Academy. Ada kakak-kakak STAR Master Teacher yang siap nemenin kamu belajar sampai paham. Yuk, coba gratis dengan klik gambar di bawah ini!
Referensi:
Suherli, Maman Suryaman, Aji Septiaji, Istiqomah. (2016). Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas X. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.