Mau Kuliah Jurusan Hukum? Ini Mata Kuliah & Prospek Karirnya
Artikel ini membahas tentang jurusan hukum, mulai dari mata kuliah, prospek kerja, serta perguruan tinggi dengan jurusan hukum terbaik di Indonesia
—
Hai Brainies! Kali ini, kita mau bahas jurusan Hukum, nih. Salah satu program studi soshum yang banyak peminatnya. Pasti kamu udah familiar sama jurusan ini, kan? Apalagi, kalau kamu pernah nonton drama korea Law School yang berlatar jurusan Hukum.
Di drakor ini Kim Bum ganteng banget, ya! Eh, bukan bukan, bukan itu yang mau kita bahas. Kita mau mengupas seluk beluk jurusan Hukum. Pada opening scene drakor ini, kita langsung dikasih liat simulasi persidangan. Ternyata, di jurusan Hukum, simulasi persidangan jadi mata kuliah wajib di semester akhir, lho.
Drama Korea Law School (Sumber: Netflix)
Tapi, sebelum kamu menempuh mata kuliah simulasi persidangan, kamu harus lulus mata kuliah prasyarat seperti hukum pidana, perdata hingga hukum acaranya. Karena itu menjadi acuan jalannya persidangan. Hmm, apa saja sih yang dipelajari di Jurusan Hukum? Ayo, cari tahu di artikel ini!
Apa itu Jurusan Hukum?
Dalam hukum ada istilah Ubi Societas Ibi Ius, yang artinya di mana ada masyarakat di situ ada hukum. Hampir semua aspek kehidupan kita diatur oleh hukum. Mulai dari belajar di sekolah, bekerja di kantor, berbelanja di supermarket sampai tindak kriminal atau kejahatan.
Singkatnya, di jurusan ini, kamu diharuskan untuk mempelajari lebih rinci mengenai suatu aturan atau hukum yang diterapkan dalam masyarakat. Selain itu, subjek utama pada jurusan Hukum adalah ilmu sosial dan kemanusiaan. Buat kamu yang jago menganalisis, mampu memecahkan berbagai macam masalah dengan baik, ataupun berpengetahuan luas, mungkin jurusan ini cocok buat kamu.
Baca Juga: Mengenal Lebih Dalam Jurusan Filsafat dan Prospek Kerjanya
Mata Kuliah Jurusan Hukum
“Ah males, kuliah jurusan hukum cuma belajar dan ngafalin pasal dan undang-undang doang.”
Nggak gitu konsepnya, Bun. Malah, hal yang paling penting dan harus dikuasai anak hukum adalah berpikir kritis. Kalau cuma tahu bunyi pasal, kamu bisa baca undang-undang. Tapi, dengan berpikir kritis, kamu bisa melihat suatu isu dari banyak perspektif. Nah, cara biar bisa berpikir kritis, kamu harus punya wawasan yang luas. Salah satu caranya harus banyak baca, guys.
Sama kayak jurusan yang lain, di awal perkuliahan atau semester 1 kamu akan belajar pengantar terlebih dahulu. Kamu akan dapat mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum, Pengantar Hukum Indonesia, dan sebagainya. Lalu, pada semester lanjutan, mulai deh belajar Hukum Perdata, Hukum Pidana, Hukum Administrasi Negara, Hukum Perjanjian Internasional, dan lain sebagainya.
Banyak juga yang bilang,
“Enak ya anak hukum bebas dari itung-itungan.”
Hei, kata siapa? Anak hukum tetap ngitung, kok. Soalnya, ada hitung-hitungan dalam hukum waris, urusan jual beli, wakaf, hingga pembagian harta gono-gini supaya adil. Tentunya harus ketemu rumus dan angka.
Nggak cuma mempelajari pasal-pasal, anak Hukum juga musti peka dan empati sama manusia dong. Makanya, ada mata kuliah Hak Asasi Manusia, Arbitrase (cara penyelesaian konflik), sampai Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Hal ini bertujuan untuk mencapai win win solution alias solusi yang menguntungkan semua pihak.
Prospek Kerja dan Gaji Jurusan Hukum
“Abis lulus, langsung bisa jadi pengacara kan?“
Seorang sarjana hukum wajib mengikuti pendidikan advokat sebelum menjadi lawyer atau pengacara. Setelah itu, kamu harus mengikuti ujian advokat, melakukan magang, dan mengucapkan sumpah untuk menjalankan kewajiban dan senantiasa bertanggungjawab selama membela klien di hadapan hukum.
Mau profesi yang lebih menantang? Kamu bisa jadi Hakim atau Jaksa. Jaksa biasanya bertugas menyampaikan dakwaan juga tuntunan dalam pengadilan. Sedangkan Hakim memiliki tanggung jawab yang besar, karena bertugas menentukan keadilan bagi terdakwa di pengadilan. Tetapi, kamu harus menempuh pendidikan profesi terlebih dahulu yang diselenggarakan oleh Kejaksaan atau Mahkamah Agung.
Baca Juga: Punya Passion di Bidang Olahraga? Jurusan Kuliah ini Cocok Buat Kamu!
Profesi selanjutnya yang menjadi incaran lulusan Fakultas Hukum adalah Konsultan. Sama seperti pekerjaan konsultan lainnya, konsultan hukum diperlukan untuk mengurus keperluan hukum dari perusahaan maupun perorangan. Jadi, lulusan hukum pasti sangat dibutuhkan.
Kalau pengen kerja di kantoran atau start-up, kamu bisa melamar sebagai Legal Officer, yaitu bertugas untuk mengurus dokumen yang berkaitan dengan hukum, mulai dari surat aset, surat perjanjian kerja, kontrak kerja, dan lain sebagainya.
Terakhir, kamu bisa jadi notaris. Profesi ini juga jadi salah satu yang cukup populer, lho. Notaris umumnya memiliki tugas untuk membuat akta autentik dan juga menjadi saksi penandatanganan pada dokumen.
Seperti yang kamu tahu, jurusan ini memiliki prospek kerja yang menjanjikan dan cerah, secerah muka artis Korea. Pantes aja peminatnya setiap tahun semakin banyak. Buat kamu yang kepo, berapa sih gaji sarjana hukum (S.H) di Indonesia? Gaji lulusan hukum berkisar di angka 3 sampai 20 juta rupiah tergantung profesi yang kamu pilih.
Kampus dengan Jurusan Hukum Terbaik di Indonesia
Di Indonesia, jurusan ini ada di hampir seluruh perguruan tinggi negeri maupun swasta. Nah, kalau kamu tertarik, berikut kampus yang memiliki program studi hukum yang terakreditasi A:
- Universitas Indonesia
- Universitas Diponegoro
- Universitas Airlangga
- Universitas Padjadjaran
- Universitas Brawijaya
- Universitas Gadjah Mada
- Universitas Tarumanegara
- Universitas Atmajaya
- Universitas Muhammadiyah Surakarta
—
Gimana Brainies, apakah kamu tertarik untuk mengambil jurusan Hukum? Jika iya, kamu harus mempersiapkan diri karena saingan kamu banyak, lho! Tapi ga usah khawatir, kamu bisa mempersiapkan diri dengan bergabung di Brain Academy! Ada berbagai fitur yang bisa bantu kamu masuk PTN favorit!
Referensi
Mata Kuliah Ilmu Hukum [Daring]. Tautan: http://sap.ui.ac.id/main/period/01.00.05.01/20101 . Diakses 8 Juli 2021
Lifepal (2020), Prospek Kerja Jurusan Hukum dan Besaran Gajinya [daring]. Tautan: https://lifepal.co.id/media/prospek-kerja-jurusan-hukum-dan-besaran-gajinya/. DIakses pada 24 Mei 2021.
Artikel ini terakhir diperbarui tanggal 12 Juli 2022