Novel: Ciri, Struktur, Unsur, Jenis, Contoh & Kebahasaannya
Novel adalah salah satu karya sastra yang memiliki ciri, struktur, unsur, dan kaidah kebahasaan tertentu. Simak penjelasan dan contohnya di artikel ini.
—
Brainies, kamu pasti pernah ke toko buku dan menemukan berbagai genre novel. Novel romantis, novel fantasi, novel horor, dan masih banyak lagi. Novel merupakan salah satu jenis karya sastra, lho. Sama seperti karya sastra lainnya, novel memiliki ciri, struktur, unsur, dan kaidah kebahasaan yang tak boleh dilupakan.
Penasaran? Hari ini kita belajar menganalisis isi novel, yuk!
Pengertian Novel
Novel adalah karangan prosa panjang yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya. Novel juga menceritakan watak serta sifat dari setiap pelaku. Novel ini berbeda dengan cerpen ya, teman-teman. Novel bersifat lebih kompleks, panjang, dan memiliki alur serta latar yang lebih beragam.
Ciri-Ciri Novel
Supaya bisa membedakan novel dengan karya sastra lainnya, kamu bisa menyimak 7 ciri yang ada di dalamnya, yakni:
1. Umumnya Terdiri dari 100 Halaman atau Lebih
Jumlah kata di dalam novel lebih banyak dibanding cerita pendek. Itu sebabnya, halaman novel lebih tebal, bahkan terkadang berat untuk dibawa. Semakin kompleks cerita, semakin lama alur bergerak menuju ending. Akan tetapi, aturan ini tidak bersifat mutlak. Ada juga novel yang memiliki kurang dari 100 halaman, seperti novel ‘Dosa Kita Semua’ karya Motinggo Busye.
2. Tema dan Alur Cerita Bersifat Kompleks
Permasalahan yang disajikan dalam novel lebih rumit dan beragam. Contohnya, novel Harry Potter karya J.K Rowlings yang menceritakan kehidupan Harry pasca ditinggal kedua orangtuanya. Cerita ini berlanjut hingga Harry bersekolah di Hogwarts, mengalami ancaman dari Pelahap Maut, bahkan terdapat kisah romansa antara Harry dan beberapa siswa di sana.
3. Berbentuk Narasi
Novel berbentuk narasi yang diperkuat dengan hadirnya deskripsi dan percakapan. Penulis mengajak pembaca untuk membayangkan situasi yang dialami setiap tokoh secara rinci. Dialog dibuat untuk mengenal karakter para tokoh dan masalah yang dihadapi. Narasi yang dibangun dengan baik membuat pembaca tak sabar mengetahui akhir cerita.
4. Alur Berkembang
Karena masalah yang diceritakan bersifat kompleks, alur dalam novel akan terus berkembang. Misalnya, cerita Harry Potter dibuat hingga 7 seri novel, dari ia lahir, remaja, dewasa, sampai menikah dan mempunyai anak. Alur ini juga bisa bergerak maju mundur agar pembaca memahami latar belakang kehidupan para tokoh.
5. Mempunyai Banyak Tokoh
Novel mempunyai banyak tokoh. Tokoh protagonis, antagonis, serta figuran atau tokoh pembantu. Kehadiran mereka saling melengkapi satu sama lain, sehingga cerita lebih menarik untuk dibaca. Misalnya, dalam novel Harry Potter, pembaca diajak untuk mengenal silsilah keluarga para penyihir, guru-guru Hogwarts, hantu sekolah, sampai hewan yang ada di Hutan Terlarang.
6. Mempunyai Banyak Latar
Tak hanya tokoh, latar di dalam novel pun beragam. Mustahil jika hanya ada 1 latar dari awal hingga akhir. Latar pada novel bisa terletak di rumah, sekolah, hutan, pantai, dan lain sebagainya. Artinya, latar tidak berdiam di satu tempat saja, tetapi bergerak.
7. Ada Perubahan Nasib Tokoh
Hal yang ditunggu-tunggu dari novel adalah perubahan nasib yang dialami tokohnya. Apakah berakhir lebih baik atau justru sebaliknya. Pembaca berharap akhir yang memuaskan setelah membaca beratus-ratus halaman.
Baca juga: Pengertian, Contoh, Ciri, dan Struktur Teks Eksplanasi
Struktur Novel dan Penjelasannya
Novel mempunyai 6 struktur penyusun. Ada abstrak, orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi, dan koda.
1. Abstrak
Abstrak adalah ringkasan isi cerita yang terdapat di bagian awal novel. Abstrak bersifat opsional, artinya boleh dicantumkan atau tidak. Abstrak berfungsi untuk menjelaskan permulaan cerita atau situasi yang dialami oleh tokoh utama.
2. Orientasi
Orientasi adalah bagian yang menjelaskan waktu, suasana, atau tokoh-tokoh yang ada dalam novel. Di sini, biasanya penulis mendeskripsikan keseharian atau aktivitas yang dijalani tokoh utama.
3. Komplikasi
Komplikasi adalah bagian dalam novel yang menandakan urutan sebab akibat terjadinya peristiwa. Komplikasi merupakan awal mula munculnya konflik dalam cerita.
4. Evaluasi
Evaluasi adalah klimaks atau puncak konflik pada novel. Pembaca bisa merasakan ketegangan yang dialami para tokoh di bagian ini.
5. Resolusi
Resolusi adalah solusi atau cara penyelesaian konflik. Resolusi juga bisa disebut sebagai ending, karena penulis menceritakan bagaimana tokoh di dalam novel tersebut berakhir. Resolusi tak harus berakhir bahagia, ada pula yang berakhir tragis, atau bahkan menggantung. Semua berdasarkan kemauan si penulis.
6. Koda
Layaknya abstrak, tak semua novel memiliki koda. Koda adalah penutup cerita yang memuat nilai-nilai moral. Jika penulis tak mencantumkan koda, maka pembaca sendiri yang menebak pesan apa yang terkandung dalam novel itu.
Baca juga: Apa Itu Kalimat Efektif? Yuk, Pahami Definisi, Ciri, dan Contohnya
Unsur Intrinsik Novel
Novel memiliki 7 unsur instrinsik. Tanpa adanya hal ini, novel menjadi tidak lengkap atau rumpang. Berikut unsur-unsur novel dan penjelasannya:
1. Tema
Tema adalah pokok atau ide cerita yang dikembangkan menjadi sebuah novel. Tema harus ditentukan sebelum penulis menggarap novel. Ada berbagai jenis tema seperti fantasi, horor, percintaan, keluarga, petualangan, misteri, komedi, psikologi, hingga sejarah.
2. Tokoh
Tokoh adalah orang-orang yang mengisi peran dalam novel. Setiap tokoh memiliki penggambaran fisik dan sifat yang berbeda. Biasanya, penggambaran fisik seorang tokoh mewakili watak yang dimilikinya. Misalnya, tokoh Voldemort pada novel Harry Potter mempunyai postur tubuh yang kurus, tinggi, berkulit pucat, tidak memiliki rambut, dan mengenakan jubah hitam. Hal ini selaras dengan sifatnya yang jahat dan angkuh.
3. Latar
Latar adalah penggambaran situasi yang meliputi waktu, tempat, dan suasana yang terkandung dalam novel. Latar berfungsi untuk menghidupkan cerita serta memberi konteks terhadap peristiwa yang sedang berlangsung. Latar sebaiknya digambarkan sedetail mungkin agar pembaca bisa membayangkannya.
4. Alur dan Plot
Alur adalah proses berjalannya cerita, sedangkan plot adalah serangkaian peristiwa yang mempunyai hubungan sebab akibat. Tanpa keduanya, isi cerita menjadi berantakan dan tidak jelas arahnya. Terdapat 3 jenis alur, yaitu alur maju, alur mundur, dan alur campuran.
5. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah cara penulis menyampaikan tindakan dan situasi dalam cerita. Unsur ini terbagi menjadi 4 jenis, yaitu:
a. Sudut Pandang Orang Pertama Pelaku Utama
Ciri sudut pandang ini menggunakan kata ‘Aku dan penulis berperan sebagai tokoh utama atau tokoh sentral dalam cerita.
b. Sudut Pandang Orang Pertama Pelaku Sampingan
Meski tetap menggunakan kata ‘Aku’, sudut pandang orang pertama pelaku sampingan tidak memposisikan dirinya sebagai tokoh sentral. Di dalam novel, ia berperan sebagai saksi atas kejadian yang menimpa tokoh utama.
c. Sudut Pandang Orang Ketiga Serba tahu
Sudut pandang orang ketiga serba tahu menggunakan nama tokoh atau kata ‘Dia’. Dengan sudut pandang ini, penulis menceritakan kehidupan para tokoh se-detail mungkin, termasuk pikiran dan perasaan yang dialami mereka.
d. Sudut Pandang Orang Ketiga Terbatas
Sudut pandang orang ketiga terbatas hanya menceritakan tokoh sesuai dengan apa yang diamatinya. Di sini, penulis tidak tahu perasaan dan pikiran para tokoh. Sudut pandang ini juga disebut sebagai sudut pandang pengamat.
6. Amanat
Amanat adalah pesan moral yang terkandung dalam novel. Amanat biasanya bersifat implisit atau tidak langsung. Penulis menyampaikannya lewat cerita sehingga pembaca bisa menyimpulkan sendiri.
7. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah penggunaan bahasa dalam karangan. Penulis bisa menggunakan kiasan atau menyampaikan cerita dengan lugas.
Baca juga: Memahami Arti dan Fungsi Majas dari Contohnya dalam Kalimat
Unsur Ekstrinsik Novel
Unsur ekstrinsik novel adalah unsur-unsur pembangun yang berasal dari luar novel. Maksudnya, unsur ekstrinsik ini bisa dikatakan sebagai subjektivitas atau penilaian pembaca dalam memaknai kisah di dalam novel. Berikut ini adalah unsur ekstrinsik novel.
1. Nilai-Nilai Kehidupan
Nilai-nilai kehidupan yang dimaksud sebagai unsur ekstrinsik novel adalah:
- Nilai moral
- Nilai sosial
- Nilai budaya
- Nilai estetika
2. Latar Belakang Pengarang
Di bawah ini adalah beberapa hal yang termasuk ke dalam latar belakang pengarang, yaitu:
- Riwayat hidup pengarang
- Kondisi psikologis pengarang
- Aliran sastra yang dimiliki pengarang
3. Latar Belakang Masyarakat
Berikut ini merupakan hal-hal yang termasuk ke dalam unsur latar belakang masyarakat, anatar lain:
- Kondisi politik
- Ideologi negara
- Kondisi sosial
- Kondisi perekonomian masyarakat
Kaidah Kebahasaan Novel
Kaidah kebahasaan adalah aturan kebahasaan atau ciri tertentu yang melekat pada karya sastra. Novel mempunyai 3 kaidah kebahasaan, yaitu ungkapan, majas, dan peribahasa.
1. Ungkapan
Ungkapan adalah gabungan kata yang maknanya sudah menyatu dan tidak ditafsirkan dengan makna unsur pembentuknya. Hmm, seperti apa sih maksudnya? Coba deh, kamu perhatikan kata di bawah ini:
buah hati, meja hijau, angkat tangan.
Ketiga kata ini adalah contoh dari ungkapan. Ungkapan tidak bisa ditafsirkan dari makna unsur pembentuknya, tetapi ungkapan mempunyai makna baru.
Contohnya, ungkapan ‘meja hijau’ yang berarti pengadilan. Ungkapan ini bukan berarti meja berwarna hijau ya.
Baca juga: Masih Bingung Menulis Teks Deskripsi? Pahami Contoh dan Objeknya, Yuk!
2. Majas
Majas adalah bagian dari gaya bahasa. Majas adalah kekayaan bahasa dengan memakai ragam tertentu untuk memperoleh efek baik secara lisan maupun tertulis. Ada 4 jenis majas yang perlu kamu ketahui:
a. Majas Perbandingan
Majas perbandingan adalah majas yang membandingkan atau menyandingkan antara satu objek dengan objek lainnya. Majas yang termasuk perbandingan yaitu alegori, metafora, metonimia, litotes, hiperbola, pars pro toto, totem pro parte, dan eufimisme.
b. Majas Sindiran
Majas sindiran adalah majas yang bertujuan untuk menyatakan sesuatu dengan maksud menyindir. Majas yang termasuk sindiran yaitu ironi, sarkasme, dan sinisme.
c. Majas Penegasan
Majas penegasan adalah majas untuk menyatakan suatu hal dengan tegas. Majas yang termasuk penegasan yaitu pleonasme, repetisi, dan aliterasi.
d. Majas Pertentangan
Majas pertentangan adalah majas yang mengumpamakan benda mati seolah-olah memiliki sifat layaknya manusia.
3. Peribahasa
Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup, atau aturan tingkah laku. Dalam sebuah novel, peribahasa sifatnya opsional, boleh dicantumkan atau tidak.
Peribahasa erat kaitannya dengan budaya di daerah tertentu, maka dari itu peribahasa tidak bisa diterjemahkan dalam bahasa lain dengan makna dan nilai ajaran yang sama.
Contoh peribahasa seperti, “karena nila setitik, rusak susu sebelanga,” artinya satu kesalahan bisa membuat semuanya kacau.
Jenis-Jenis Novel
Novel dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis. Ini dia penjelasannya.
1. Berdasarkan Kisah Nyata atau Fiksi
a. Novel Fiksi
Novel fiksi adalah novel yang berisi cerita yang tidak berdasarkan kejadian di kehidupan nyata, atau disebut juga sebagai karangan.
b. Novel Non Fiksi
Novel non fiksi adalah novel yang bercerita tentang hal-hal yang pernah terjadi di kehidupan nyata, atau berdasarkan kisah nyata.
2. Berdasarkan Genre
a. Novel Romantis
Novel romantis adalah novel yang isinya menceritakan tentang kisah percintaan antara dua tokoh.
b. Novel Horor
Novel horor adalah novel yang isinya menceritakan tentang sesuatu atau peristiwa yang mengerikan.
c. Novel Komedi
Novel komedi adalah novel yang isinya menceritakan tentang hal-hal yang lucu atau humor.
d. Novel Inspiratif
Novel inspiratif adalah novel yang isinya menceritakan tentang kisah yang bisa menginspirasi orang lain.
3. Berdasarkan Isi dan Tokoh
a. Novel Teenlit
Novel teenlit adalah novel yang menceritakan tentang kisah kehidupan remaja.
b. Novel Songlit
Novel songlit adalah novel yang menceritakan kisah yang terinspirasi dari sebuah lagu.
c. Novel Chicklit
Novel chicklit adalah novel yang menceritakan kisah tentang perempuan muda.
d. Novel Dewasa
Novel dewasa adalah novel yang menceritakan kisah kehidupan orang dewasa.
Contoh Novel
Kalau kamu ke toko buku, pasti kamu bisa lihat kan kalau ada banyak banget contoh novel. Nah, sebagai gambaran, berikut adalah beberapa contoh novel karya penulis Indonesia dan Internasional yang paling terkenal.
1. “Laskar Pelangi” oleh Andrea Hirata
Novel ini mengisahkan tentang kehidupan sekelompok anak-anak di sebuah desa kecil di Belitung Timur yang menghadapi keterbatasan dalam pendidikan dan ekonomi. Di tengah kesulitan, mereka tetap mempertahankan semangat belajar dan membentuk kelompok bernama “Laskar Pelangi”. Mereka berjuang menghadapi tantangan hidup sambil memupuk mimpi-mimpi mereka untuk meraih pendidikan yang lebih baik.
2. “Pulang” oleh Leila S. Chudori
Novel ini mengikuti perjalanan eksplorasi tokoh utama, Dimas Suryo, untuk mengungkap sejarah keluarganya yang terkait dengan peristiwa politik pasca-1965 di Indonesia. Melalui kisah-kisah berbeda dari berbagai karakter, novel ini menggambarkan bagaimana cinta, kehilangan, dan pencarian identitas dapat terjalin dalam konteks sejarah yang kompleks.
3. “Ayat-Ayat Cinta” oleh Habiburrahman El Shirazy
Novel ini menceritakan kisah Fahri, seorang mahasiswa Indonesia di Universitas Al-Azhar, Kairo, yang menjalani hidup dengan tekad kuat dan keimanan yang mendalam. Ia menghadapi berbagai cobaan, termasuk cinta yang tak terduga, dalam perjalanannya mencari ilmu dan mengamalkan agamanya.
4. “Perahu Kertas” oleh Dee Lestari
Cerita ini mengisahkan tentang Kugy dan Keenan, dua sahabat dekat dengan kepribadian yang bertolak belakang. Kugy, seorang gadis yang ceria dan penuh imajinasi, mencoba menemukan arti cinta sejati sementara Keenan, yang lebih serius, mencari arti dari hidupnya. Melalui perjalanan hidup mereka, novel ini menggambarkan perubahan, pertumbuhan, dan hubungan yang rumit.
5. “Saman” oleh Ayu Utami
Novel ini mengangkat isu-isu sosial dan politik melalui kisah-kisah yang berputar di sekitar empat perempuan yang memiliki ikatan sahabat. Mereka adalah bekas mahasiswi yang pernah terlibat dalam gerakan mahasiswa pada era Orde Baru. Melalui pengalaman pribadi dan pandangan mereka, novel ini menggambarkan dinamika masyarakat dan perkembangan Indonesia pasca-reformasi.
6. “Harry Potter and the Sorcerer’s Stone” oleh J.K. Rowling
Harry Potter, seorang anak yatim piatu yang tumbuh dalam perlakuan buruk di rumah bibinya, tiba-tiba mengetahui bahwa dia adalah seorang penyihir dan diterima di Sekolah Sihir Hogwarts. Di sana, ia menemukan teman-teman sejati dan mengungkap misteri di balik kematian orang tuanya serta ancaman dari penyihir hitam jahat, Lord Voldemort.
7. “To Kill a Mockingbird” oleh Harper Lee
Kisah ini berpusat pada Scout Finch, seorang anak perempuan, dan kakak laki-lakinya Jem, yang tinggal di kota kecil Maycomb, Alabama. Ketika ayah mereka, Atticus, seorang pengacara, menerima kasus untuk membela seorang pria kulit hitam yang dituduh melakukan pemerkosaan, keluarga mereka terlibat dalam konflik rasial dan pertentangan moral dalam masyarakat yang terbelakang.
8. “1984” oleh George Orwell
Winston Smith hidup dalam sebuah masyarakat totaliter yang dikendalikan oleh Partai dan pemimpinnya, Big Brother. Ia bekerja mengedit sejarah untuk mengubah realitas sesuai dengan keinginan pemerintah. Namun, semangat pemberontakan dalam dirinya terus tumbuh saat ia terlibat dalam hubungan gelap dan bergabung dengan gerakan perlawanan untuk melawan sistem yang mengontrol segala aspek kehidupan.
9. “The Great Gatsby” oleh F. Scott Fitzgerald
Di era Roaring Twenties, Nick Carraway pindah ke Long Island dan bertetangga dengan Jay Gatsby, seorang miliuner misterius yang sering mengadakan pesta megah. Gatsby memiliki cinta masa lalu, Daisy Buchanan, yang kini telah menikah. Melalui mata Nick, cerita ini mengungkap ambisi, ketamakan, dan kehampaan di balik kilauan kekayaan dan kemewahan.
10. “The Catcher in the Rye” oleh J.D. Salinger
Novel ini mengikuti perjalanan Holden Caulfield, seorang remaja alienasi yang baru saja diusir dari sekolahnya. Ia menjelajahi New York City, merenungkan tentang kehidupan, kehilangan, dan rasa kesepian. Melalui pikirannya yang penuh perlawanan, novel ini mengeksplorasi tema-tema klasik seperti kedewasaan, identitas, dan alienasi.
—
Nah, kalau kamu mau tahu lebih lanjut tentang novel atau materi Bahasa Indonesia lainnya, coba Brain Academy deh. Penjelasan dari STAR Master Teachernya bikin kamu cepat paham dan siap hadapi ujian. Yuk, ikut kelas gratisnya di cabang terdekat dari kotamu.