Kenapa Selalu Ada Kembang Api di Malam Tahun Baru?
Bagaimana sejarah kembang api hingga menjadi simbol perayaan tahun baru? Simak asal usul pembuatan kembang api di belahan dunia beserta pro kontra penggunaannya.
—
3……2……1
HAPPY NEW YEAR!!!
Wah, tinggal hitungan hari menuju 2023. Ada rencana liburan ke mana nih? Hati-hati ya, tetap patuhi protokol kesehatan agar kita senantiasa terhindar dari virus COVID-19. Perayaan tahun baru memang selalu ditunggu-tunggu, terlebih di detik-detik terakhir pergantian tahun. Siap-siap nyalain kembang api, yuhu!
Tetapi… pernah nggak terlintas di benak kamu alasan manusia menyalakan kembang api di malam pergantian tahun? Apakah sekedar seru-seruan? Atau karena warnanya yang menarik? Siapa sih yang menciptakan kembang api pertama kali? Semua rasa penasaranmu akan terjawab di artikel ini.
Sejarah Kembang Api
Sekitar tahun 700-800 masehi, seorang ahli kimia di China mencampurkan kalium nitrat, sulfur, dan arang. Ketiga zat ini menghasilkan bubuk mesiu yang dipercaya bisa mengusir roh-roh jahat. Cara menggunakannya yaitu dengan memasukkan bubuk ke dalam bambu, kemudian melemparkan bambu tersebut ke permukaan api. DUARRR! Ledakan pun terjadi dalam hitungan detik.
Baca juga: Alasan Ilmiah Mengapa Orang Bertemu Hantu
Selang beberapa tahun, masyarakat China menyadari bahwa mesiu juga dapat dimanfaatkan sebagai senjata perang. Mereka terbiasa menaruh mesiu di busur panah atau mencampurkannya ke bahan dasar pembuatan bom.
Hmm, terus gimana ceritanya mesiu berubah jadi kembang api?
Penjelajah dunia Marco Polo membawa bubuk mesiu dari Tiongkok ke benua Eropa. Di sinilah kembang api mulai dikenal oleh masyarakat dunia. Ada yang menggunakannya sebagai bahan baku senjata perang, namun ada juga yang menjadikan kembang api sebagai simbol perayaan.
Awalnya, mesiu hanyalah bubuk biasa yang bisa meledak tanpa adanya warna. Kemudian, nenek moyang kita mencoba mencampurkan senyawa kimia untuk menghasilkan kembang api berwarna ungu, hijau, merah, kuning, dan biru.
Bukan hanya warna, pembungkus kembang api juga berubah. Kalau dahulu mengandalkan bambu, sekarang kembang api dilapisi dengan tabung kertas. Kita tak perlu repot melemparnya ke dalam api. Cukup dengan membakar ujung sumbu, maka kembang api akan meledak saat sumbunya habis.
Kembang Api Sebagai Simbol Perayaan
Pesta kembang api pertama di dunia berlangsung pada tahun 1486 di pernikahan Raja Henry VII dan isterinya, Elizabeth of York. Kembang api juga dinyalakan pada kelahiran anak laki-laki Raja Peter dari Rusia. Penguasa Eropa menyukai penggunaan kembang api untuk menyinari istana saat momen penting.
Kemudian, di tahun 1777 presiden John Adams meminta masyarakat Amerika untuk menyalakan kembang api di hari ulang tahun kemerdekaan negara mereka. Dalam pidatonya, ia berkata:
“The day will be most memorable in the history of America. I believe that it will be celebrated by succeeding generations as the great anniversary festival. It ought to be solemnized with pomp and parade, bonfires and illuminations [fireworks] from one end of this continent to the other, from this time forward forevermore,”
Presiden Kedua Amerika Serikat John Adams (sumber: oll.libertyfund.org)
Intinya, Presiden John ingin Hari Kemerdekaan Amerika dirayakan dengan megah. Maka, ia mengadakan parade, api unggun, dan pertunjukkan kembang api.
Tanggal 4 Juli 1777, langit kota Philadelphia dipenuhi pancaran cahaya yang indah. Sejak itu, warga Amerika terus menggunakan kembang api untuk merayakan festival dan kegiatan olahraga, seperti Olimpiade atau Super Bowl. Tradisi ini menyebar ke banyak negara, salah satunya Indonesia. Kembang api dinyalakan untuk menambah keseruan di malam pergantian tahun.
Baca juga: 50 Ucapan Natal dan Tahun Baru 2023 untuk Orang Tersayang
Pro Kontra Penggunaan Kembang Api
Tunggu… tunggu, artikelnya belum selesai.
Di balik warnanya yang cantik, penggunaan kembang api juga menuai kritik. Tentunya kamu masih ingat bahwa proses pembuatan kembang api membutuhkan unsur logam seperti strontium, calsium, atau magnesium. Jika terlalu banyak, logam-logam ini dapat mencemari udara serta air.
Disamping itu, kamu juga perlu memperhatikan masalah kesehatan. Zat kimia yang terkandung pada kembang api menghasilkan ribuan ton partikel halus yang kita sebut sebagai PM (Particulate Matter) 10. PM 10 termasuk jenis polutan berbahaya yang dapat menganggu sistem pernafasan manusia dan hewan. Sebuah penelitian di Belanda menunjukkan adanya peningkatan jumlah PM 10 hingga 8 kali lipat di malam tahun baru.
Terus, gimana dong solusinya?
Tanpa kembang api malam perayaan tahun baru terasa sepi. Boleh-boleh aja main kembang api, asalkan tidak berlebihan dan menganggu kenyamanan warga sekitar. Jangan sampai termakan euforia hingga lupa menjaga lingkungan dan bumi kita. Happy New Year, Brainies!
—
Resolusi tahun baru kamu apa nih? Brain Academy bisa bantu mewujudkan mimpi kamu masuk ke sekolah atau kampus favorit. Fasilitasnya lengkap, guru-gurunya asyik, dan bisa coba kelas gratis di cabang terdekat atau via online. Yuk, cobain!
Referensi:
Sejarah Penggunaan Kembang Api [Daring]. Tautan:
https://nationalgeographic-grid-id.translate.goog/read/131971156/sejarah-kembang-api-yang-kerap-menjadi-simbol-perayaan-di-dunia?page=all&_x_tr_sl=id&_x_tr_tl=en&_x_tr_hl=en-US&_x_tr_pto=op,sc
https://www.americanpyro.com/history-of-fireworks
https://www.livescience.com/63468-fireworks-history.html
https://www.bbc.co.uk/programmes/articles/4gGSvzclrSpt07tRzhrmykB/eight-fizzling-facts-about-fireworks
Bahaya Kembang Api bagi Lingkungan dan Kesehatan [Daring]. Tautan: https://sustaination.id/kembang-api/
Sumber Gambar:
John Adams [Daring]. Tautan: https://oll.libertyfund.org/person/john-adams
(diakses 21 Desember 2022)