Teks Editorial: Pengertian, Fungsi, Ciri, Struktur & Contoh
Pernahkah kamu membaca teks editorial? Sebenarnya, apa fungsi dari teks tersebut? Yuk, kita bahas secara lengkap di artikel ini!
—
Baik di koran, majalah, ataupun media online, terdapat sebuah teks yang disebut sebagai editorial. Teks ini berbeda dengan artikel pada umumnya dikarenakan lebih singkat, mengandung fakta dan opini, serta dapat mempengaruhi sikap pembaca. Hmm, apakah teks itu ditulis oleh editor? Terus, apa saja isinya? Kalau bentuknya bagaimana? Ayo, kita belajar sama-sama!
Pengertian Teks Editorial
Teks editorial adalah teks yang ditulis oleh redaksi media dan merupakan pandangan dan sikap resmi suatu media terhadap peristiwa yang aktual, fenomenal, dan kontroversial. Teks editorial juga dikenal sebagai tajuk rencana.
Teks editorial biasanya terdapat pada rubrik Opini. Rubrik ini berisi editorial dan surat dari pembaca. Jadi, editorial dan surat pembaca adalah dua hal yang berbeda ya. Editorial dibuat oleh jajaran redaksi media massa, sedangkan surat pembaca merupakan tulisan yang dikirim oleh masyarakat biasa.
Fungsi Teks Editorial
Fungsi dari teks editorial adalah untuk menanggapi suatu isu yang sedang beredar, memberikan saran, dan melatih pembaca supaya berpikir kritis. Isu yang dibahas bisa berupa masalah ekonomi, politik, kesehatan, pendidikan, sosial budaya, olahraga, dan lain sebagainya.
Struktur Teks Editorial
Editorial termasuk ke dalam jenis eksposisi. Maka dari itu, struktur teksnya meliputi pengenalan isu (tesis), argumentasi, dan penegasan.
1. Pengenalan Isu
Pengenalan isu (tesis) adalah bagian pendahuluan dari teks editorial. Di sini, pihak redaksi mengenalkan masalah yang akan dibahas. Masalah atau peristiwa tersebut bersifat aktual, kontroversial, dan fenomenal. Pokoknya, berita yang lagi hangat-hangatnya dibahas deh.
2. Penyampaian Pendapat atau Argumentasi
Struktur yang kedua yaitu penyampaian pendapat atau argumentasi. Di dalamnya, berisi fakta-fakta yang berasal dari hasil penelitian. pernyataan para ahli, maupun referensi yang dapat dipercaya.
Kemudian, penulis akan mengomentari fakta berdasarkan sudut pandangnya, sehingga tampak berpihak sesuai dengan isi teks editorial. Tujuan argumentasi untuk mempengaruhi serta meyakinkan pembaca.
3. Penegasan Ulang
Bagian terakhir teks editorial adalah penegasan ulang, yang berisi kesimpulan, saran atau rekomendasi. Di dalamnya juga terselip harapan redaksi kepada para pihak terkait untuk mengatasi persoalan tersebut.
Baca juga: Belajar Membuat Teks Eksposisi dengan Struktur dan Contohnya
—
Psst, udah tau belum kalau di Aplikasi belajar Ruangguru, ada fitur Drill Soal? Aplikasi ini berisi kumpulan contoh soal latihan beserta pembahasannya, loh. Pas banget buat kamu mempersiapkan ujian. Langsung aja cobain dengan klik banner di bawah ini!
—
Ciri-Ciri Teks Editorial
Sebuah teks bisa dikatakan sebagai editorial apabila mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Mengandung isu yang hangat dibicarakan
Topik yang dibahas di dalam teks editorial merupakan berita yang ramai diperbincangkan khalayak, diliput oleh berbagai media, bersifat luar biasa, atau menuai pro dan kontra. Contohnya: Tragedi Stadion Kanjuruhan, Kenaikan Harga BBM, KTT 20 di Bali, dan sejenisnya.
2. Sistematis dan logis
Teks editorial terstruktur rapi dan mengandung fakta berdasarkan data atau pendapat ahli. Masalah yang dibahas benar-benar terjadi, masuk akal, dan tidak imajinatif.
3. Menyatakan opini untuk meyakinkan pembaca
Teks editorial adalah sikap dan pandangan dari media terhadap suatu peristiwa. Jajaran redaksi berusaha mempengaruhi dan meyakinkan pembaca dengan memberikan argumen-argumen berdasarkan fakta yang diperoleh di lapangan.
4. Kalimatnya lugas
Kalimat yang dipakai dalam teks editorial adalah kalimat yang singkat, padat, jelas, dan tidak bertele-tele.
Kaidah Kebahasaan Teks Editorial
Kaidah kebahasaan adalah aturan kebahasaan atau ciri tertentu yang melekat pada suatu teks. Dalam menyusun teks editorial, terdapat kaidah-kaidah kebahasaan yang biasa digunakan, yaitu:
1. Kata Populer
Kata populer adalah kata yang digunakan dan dipahami masyarakat secara umum dalam komunikasi sehari-hari.
Contoh:
- Belum ada waktu yang tepat untuk membahas hal tersebut.
- Belum ada momentum yang tepat untuk membahas hal tersebut.
Kata populer pada 2 kalimat di atas adalah waktu, karena kata momentum jarang sekali kita gunakan dalam percakapan.
2. Kata Ganti Penunjuk
Kata ganti atau pronomina adalah kata yang digunakan untuk mengganti penyebutan benda. Ditandai dengan kata ini, itu, dan tersebut.
Contoh:
- Wabah korona belum juga mereda, tercatat 42 orang meninggal karena virus tersebut.
- Sungguh, kenaikan harga itu merupakan kado yang tidak simpatik,
tidak bijak, dan tidak logis.
3. Konjungsi Kausalitas
Konjungsi kausalitas adalah kata sambung yang menghubungkan dua klausa atau lebih untuk menggambarkan sebab akibat.
Contoh:
- Kebijakan tadi perlu didukung karena dapat mencegah penyebaran virus.
- Karantina mandiri tidak dilakukan. Akibatnya, jumlah kasus positif terus bertambah.
4. Kalimat Retoris
Kalimat retoris adalah kalimat pertanyaan yang tidak ditujukan untuk memperoleh jawaban. Lho, terus buat apa dong? Kalimat retoris bertujuan agar pembaca berempati dan fokus terhadap isu yang sedang dibicarakan. Lewat kalimat retoris, diharapkan pembaca termotivasi untuk melakukan sesuatu atau berubah pikiran.
Contoh:
- Bukankah siapapun berhak mengekspresikan imajinasinya melalui karya yang diciptakan?
- Apakah pemerintah akan tetap menutup mata dan telinga terhadap protes yang dilakukan masyarakat?
5. Kalimat Fakta
Kalimat fakta adalah kalimat yang berisi informasi yang teruji kebenarannya. Biasanya, didukung dengan data kuantitatif berupa angka atau grafik. Kalimat fakta bersifat objektif dan menyatakan peristiwa yang telah terjadi.
Contoh:
- Sumber data yang menjadi pegangan pemerintah untuk membuka ekonomi di empat provinsi dan 25 kabupaten/kota disampaikan secara terbuka.
6. Kalimat Opini
Kalimat opini adalah kalimat yang mengandung pendapat, pikiran, dan pendirian penulis. Bersifat subjektif, menunjukkan peristiwa yang belum pasti terjadi, tidak didukung oleh data, dan sulit dibuktikan kebenarannya. Ditandai dengan kata sepertinya, sebaiknya, mungkin, jika, kalau, sebaiknya, harus atau seharusnya.
Contoh:
- Sumber data yang menjadi pegangan pemerintah untuk membuka ekonomi harus disampaikan secara terbuka.
Baca juga: Mengenal Struktur, Jenis, Ciri, dan Contoh Teks Prosedur
Cara Membuat Teks Editorial
Walaupun teks editorial hanya boleh ditulis oleh redaksi surat kabar atau majalah, aku akan mengajak kamu untuk berlatih membuat teks editorial. Siapa tahu, di masa depan nanti, kamu bisa bekerja di perusahaan media!
Berikut tahapan atau langkah-langkah yang harus kamu ikuti:
1. Memilih topik teraktual
Pertama, pilih topik atau isu yang ingin diangkat. Setiap hari, kita dihadapkan dengan berbagai peristiwa dari seluruh penjuru daerah, bahkan dunia. Pilihlah satu peristiwa yang paling ramai dibicarakan, dipublikasikan berulang-ulang, atau menuai banyak perdebatan.
2. Mengumpulkan fakta-fakta
Fakta yang disajikan dalam teks editorial berupa data-data yang berhubungan dengan peristiwa yang dibahas. Fakta sulit terbantahkan karena bisa dilihat, didengar, dan diketahui khalayak. Namun, fakta bisa berkembang dan tergantikan seiring berjalannya penyelidikan.
3. Menyusun argumen
Untuk menyampaikan pendapat, kamu harus mempunyai data yang berkaitan dengan isu yang dibahas. Carilah data dari berbagai sumber, kemudian analisis dengan pendapatmu sendiri. Gunakan kalimat yang sesuai dengan kaidah kebahasaan teks editorial agar tulisanmu mudah dibaca dan dimengerti.
4. Memberikan saran
Saran adalah bentuk penegasan dari tesis dan argumen. Saran yang baik harus memenuhi dua syarat, yaitu bisa menjadi solusi bagi penerima saran untuk memecahkan masalahnya dan dapat dipraktikkan. Sebelum memberi saran, kamu harus mempertimbangkan dampak atau efek apabila saran tersebut dilakukan.
5. Menyunting teks editorial
Periksa kembali teks yang sudah kamu buat sebelum dicetak atau dipublikasikan ke internet. Perhatikan tanda baca, EYD, dan pastikan tidak ada kesalahan ketik atau typo.
Contoh Teks Editorial
Senin 14 November 2022, 05:00 WIB
Indonesia Magnet Dunia
Administrator | Editorial
PERHELATAN Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of Twenty (G-20) di Nusa Dua, Bali, tinggal menghitung jam. Sebanyak 12.750 orang, mulai delegasi, pebisnis, hingga lembaga swadaya masyarakat, akan menghadiri pertemuan tersebut. Tujuh belas kepala negara sudah mengonfirmasi kehadiran mereka.
Sejumlah pertemuan pendahuluan terkait dengan tiga topik KTT G-20, yakni transformasi digital, arsitektur kesehatan global, dan transisi energi, sudah digelar di ‘Pulau Dewata’ tersebut. Mulusnya pertemuan pendahuluan diharapkan akan memberikan jalan lapang bagi berbagai kesepakatan yang akan dihasilkan dalam forum kerja sama multilateral anggota G-20 itu.
Dunia menaruh perhatian pada KTT G-20 mengingat dunia sedang tidak baik-baik saja, terpukul oleh krisis ekonomi global. Krisis terjadi karena pandemi covid-19 yang melanda dunia dan perang Rusia-Ukraina yang memorak-porandakan rantai pasok pangan, energi, dan gas.
Guncangan pada rantai pasok itu juga menyebabkan tekanan inflasi yang menghantam sejumlah negara Benua Eropa dan Amerika Serikat.
Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva mengatakan dunia di ambang resesi ekonomi. Resesi yang membawa kegelapan ekonomi dunia sehingga proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2023 bakal terkoreksi cukup dalam. Menurut dia, biang keroknya, selain pandemi covid-19 yang meluluhlantakkan semua tatanan, ialah perang Rusia-Ukraina dan bencana iklim.
Di tengah kesuraman ekonomi global, cahaya terang datang dari ‘Bumi Pertiwi’. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III pada 2022 mencapai 5,72% (year-on-year).
Menariknya, pertumbuhan ekonomi Indonesia terjadi hampir di seluruh sektor usaha. Sektor industri pengolahan ialah kontributor terbesar produk domestik bruto (PDB), tumbuh mengesankan sebesar 4,83% year-on-year. Sektor lain yang pantas dicatat pertumbuhannya ialah pertambangan dan pertanian, masing-masing sebesar 3,22% dan 1,66% year-on-year.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III melanjutkan tren positif sejak awal 2022. Itu artinya fundamen ekonomi Indonesia memiliki ketangguhan dari terpaan krisis ekonomi global. Namun, untuk pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV, perlu kerja keras lagi sembari mengantisipasi tendensi geopolitik yang bisa mengubah eskalasi dunia semakin memburuk.
Pertumbuhan ekonomi kuartal IV diharapkan tetap berada di atas level 5% sehingga menjadi titik tolak yang positif untuk menyongsong pertumbuhan ekonomi pada 2023. Pertumbuhan yang jauh lebih berat bukan disebabkan pertarungan geopolitik, melainkan iklim politik Tanah Air yang memanas demi merebut kontestasi Pemilu 2024.
Setelah melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang impresif, tidak mengherankan dunia mengharapkan Indonesia mampu menjembatani berbagai kepentingan anggota G-20. Meskipun Presiden Rusia Vladimir Putin tidak hadir dan hanya mewakilkan kepada Menteri Luar Negeri Rusia, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, memuji Indonesia yang mempromosikan agenda pemersatu pada G-20.
Dua raksasa ekonomi dunia, Amerika Serikat dan Tiongkok, sudah mengonfirmasikan kehadiran mereka pada gelaran akbar tersebut. Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden Tiongkok Xi Jinping pada hari ini akan bertemu di Bali. Momentum itu ialah pertemuan langsung pertama antara pemimpin dua ekonomi terbesar dunia sejak Biden menjadi presiden pada Januari 2021.
KTT G-20 membuat Indonesia menjadi magnet dunia. Kepercayaan dunia ialah kehormatan bagi Indonesia untuk mewujudkan recover together, recover stronger. Mari menjadi tuan rumah yang baik.
—
Sekarang, kamu sudah tahu bahwa teks editorial tidak ditulis oleh editor dan berbeda dengan surat pembaca pada umumnya. Mau belajar lebih banyak lagi? Kakak-kakak Master Teacher di Brain Academy siap bantu kamu, lho. Dijamin seru, nyaman, dan bikin kamu tambah pintar!
Referensi:
Suryaman, Maman. Suherli, dan Istiqomah. 2018. Bahasa Indonesia Kelas XII SMA/SMK/MA Edisi Revisi. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Contoh Editorial [Daring]. Tautan: https://mediaindonesia.com/editorials/detail_editorials/2813-indonesia-magnet-dunia
(Diakses 14-15 November 2022)