Ketimpangan Sosial: Pengertian, Penyebab, Bentuk & Dampak
Ketimpangan sosial adalah salah satu topik yang dibahas dalam Sosiologi. Tapi, apa itu ketimpangan sosial? Yuk, simak penjelasan di artikel ini!
—
Deretan pemukiman padat penduduk di balik gedung bertingkat di ibu kota, seperti Jakarta, merupakan gambaran ketimpangan sosial yang sering kita temui. Ketimpangan sosial terjadi karena banyak penduduk yang tinggal di lingkungan tersebut masih kesulitan mengakses fasilitas dasar, seperti kesehatan dan pendidikan.
Menurut data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2024, kepadatan penduduk di DKI Jakarta mencapai 16.165 jiwa per km persegi. Semakin padat suatu wilayah, maka semakin sulit juga penduduk mendapatkan akses yang layak dan pada akhirnya memperburuk ketimpangan sosial.
Sosiologi memandang ketimpangan sosial sebagai fenomena yang terjadi ketika sumber daya, kesempatan, dan hak di dalam masyarakat tidak dibagi secara merata, sehingga menimbulkan perbedaan antara individu atau kelompok. Lalu, apa saja faktor penyebab ketimpangan sosial? Yuk, kita bahas lebih lanjut di artikel berikut!
Pengertian Ketimpangan Sosial
Ketimpangan sosial adalah suatu keadaan yang terjadi karena adanya kesenjangan atau ketidaksetaraan dalam akses untuk mendapatkan sumber daya yang tersedia. Sumber daya ini mencakup kebutuhan dasar, seperti pendidikan, kesehatan, pekerjaan, dan tempat tinggal.
Nah, jika kesenjangan itu terjadi maka akan menyebabkan berbagai masalah seperti terbatasnya akses terhadap layanan publik, meningkatnya kemiskinan, diskriminasi, hingga perubahan kualitas hidup.
Pemukiman padat penduduk di tengah pusat kota dengan latar belakang gedung bertingkat (Sumber: freepik.com)
Faktor Penyebab Ketimpangan Sosial
Terdapat tujuh faktor penyebab ketimpangan sosial di masyarakat, yaitu kondisi demografi, kondisi pendidikan, kondisi kesehatan, kemiskinan, perbedaan status sosial, kondisi ekonomi, dan kurangnya lapangan kerja. Berikut penjelasan dari masing-masing faktor tersebut:
1. Kondisi Demografi
Kondisi demografi memiliki hubungan dengan masalah kependudukan antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Bayangkan jika kamu tinggal di daerah yang sangat padat penduduk. Pasti, kan, akses ke sekolah, pekerjaan, dan fasilitas umum jadi terbatas.
Nah, di tempat dengan jumlah penduduk yang padat dan kondisi usia yang beragam, sumber daya seperti pendidikan dan pekerjaan sering tidak cukup untuk semua orang, dan hal tersebut menyebabkan ketimpangan sosial.
2. Kondisi Pendidikan
Misalnya, dua teman bersekolah di tempat berbeda, satu di sekolah dengan fasilitas lengkap dan guru berkualitas, dan satunya di sekolah dengan fasilitas kurang. Teman dengan pendidikan lebih baik tentu punya peluang lebih besar untuk meningkatkan statusnya. Ketidaksetaraan akses pendidikan inilah yang membuat ketimpangan sosial di masyarakat.
3. Kondisi Kesehatan
Jika kamu tidak bisa pergi ke dokter atau rumah sakit karena biayanya mahal dan jaraknya jauh, tentu saja kalian akan lebih sulit untuk lekas sembuh. Akses ke fasilitas kesehatan yang tidak merata dapat mempengaruhi kualitas SDM dan perkembangan wilayah tersebut.
4. Kemiskinan
Orang yang hidup dalam kemiskinan seringkali kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti makanan, tempat tinggal, dan pendidikan. Mereka juga tidak punya banyak kesempatan untuk memperbaiki kondisi hidupnya, dan akhirnya memperbesar ketimpangan sosial dengan mereka yang punya lebih banyak uang dan kesempatan.
5. Perbedaan Status Sosial
Status sosial itu seperti “label” di masyarakat. Misalnya, ada yang dipandang lebih tinggi, karena pekerjaannya, pendidikannya, atau latar belakang keluarganya. Orang-orang dengan status sosial lebih tinggi sering kali punya akses yang lebih baik ke berbagai kesempatan, sementara yang di bawah sering tertinggal.
6. Kondisi Ekonomi
Ada yang bilang “uang bikin dunia berputar”, artinya orang yang punya banyak uang bisa dengan mudah mengakses pendidikan, kesehatan, dan peluang bisnis yang menguntungkan. Tapi mereka yang hidup dengan penghasilan minim sering sulit memperbaiki keadaan. Ketimpangan ekonomi ini adalah salah satu penyebab utama ketidakadilan di masyarakat.
7. Kurangnya Lapangan Kerja
Kalau lapangan kerja terbatas, tidak semua orang bisa mendapatkan pekerjaan yang layak. Bayangkan banyak orang mencari kerja tapi hanya sedikit yang tersedia, otomatis pengangguran meningkat dan membuat banyak orang sulit mendapatkan penghasilan. Hal ini membuat ketimpangan antara yang bekerja dan tidak bekerja semakin nyata.
Baca juga: Stratifikasi Sosial: Bentuk, Jenis, Fungsi, dan Sifatnya
Faktor yang Mempengaruhi Ketimpangan Sosial
Faktor yang mempengaruhi ketimpangan sosial dapat berasal dari faktor internal dan eksternal masyarakat. Berikut penjelasannya mengenai kedua faktor tersebut:
Faktor Internal
Beberapa faktor internal yang mempengaruhi ketimpangan sosial, antara lain
1. Perbedaan Akses terhadap Pendidikan
Masyarakat yang memiliki akses pendidikan berkualitas cenderung memperoleh pekerjaan yang lebih baik, meningkatkan pendapatan, dan memperbaiki kualitas hidup. Ketidakmerataan akses pendidikan menyebabkan sebagian masyarakat tetap terjebak dalam kemiskinan. Misalnya, di daerah terpencil yang minim sekolah, akan membuat anak-anak kesulitan mendapatkan pendidikan yang memadai.
2. Kesenjangan Ekonomi dan Distribusi Kekayaan
Dalam masyarakat, distribusi kekayaan yang tidak merata menjadi penyebab utama ketimpangan sosial. Masyarakat yang mampu secara finansial, dapat menambah penghasilan karena memiliki akses ke peluang bisnis, investasi, dan properti, sedangkan masyarakat yang kurang mampu akan kesulitan meningkatkan pendapatan. Contohnya, ketimpangan antara pengusaha besar yang memiliki banyak aset dengan buruh yang hanya bergantung pada upah harian.
3. Perbedaan Keterampilan
Masyarakat dengan keterampilan baik memiliki peluang yang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan. Sebaliknya, mereka yang kurang terampil seringkali terjebak dalam pekerjaan dengan gaji rendah. Perubahan teknologi juga menuntut keterampilan baru, sehingga masyarakat yang tidak dapat beradaptasi akan semakin tertinggal.
4. Struktur Sosial dan Budaya
Masyarakat yang memiliki sistem sosial berbasis hierarki, seperti kasta, kelas, atau diskriminasi gender, akan mengucilkan kelompok tertentu dari akses terhadap sumber daya dan peluang. Misalnya, dalam masyarakat dengan tradisi patriarki, perempuan seringkali memiliki kesempatan pendidikan dan pekerjaan yang lebih sedikit dibandingkan laki-laki.
5. Kebijakan Pemerintah yang Kurang Inklusif
Kebijakan publik yang tidak dirancang untuk semua lapisan masyarakat dapat memperburuk ketimpangan. Contohnya, kebijakan yang lebih mendukung perkembangan ekonomi perkotaan dibandingkan pedesaan mengakibatkan wilayah pedesaan tertinggal, dengan akses minim terhadap infrastruktur, pendidikan, dan pelayanan kesehatan.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal berasal dari pengaruh luar yang dapat berdampak langsung atau tidak langsung pada kondisi sosial dan ekonomi suatu masyarakat. Beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi ketimpangan sosial adalah:
1. Globalisasi
Globalisasi membawa peluang dan tantangan bagi negara berkembang. Di satu sisi, pasar global memberi akses bagi masyarakat untuk menjual produk mereka secara internasional. Namun, di sisi lain, globalisasi juga dapat memperparah ketimpangan karena perusahaan besar internasional sering menguasai pasar dan sumber daya, sementara usaha kecil lokal sulit bersaing. Ketergantungan pada perusahaan multinasional sering mengurangi peluang ekonomi bagi masyarakat lokal.
2. Teknologi dan Inovasi Global
Perkembangan teknologi global, seperti digitalisasi, dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi di beberapa negara atau kelompok masyarakat yang mampu mengakses dan memanfaatkannya. Namun, mereka yang tidak memiliki akses terhadap teknologi modern atau keterampilan untuk memanfaatkannya akan semakin tertinggal. Misalnya, masyarakat di daerah pedesaan yang belum terjangkau internet mengalami ketertinggalan dalam peluang bisnis online dan pendidikan digital.
3. Dampak Perubahan Ekonomi Global
Kondisi ekonomi global, seperti krisis keuangan, inflasi internasional, dan perubahan harga komoditas, dapat berdampak langsung pada ketimpangan sosial di dalam negeri. Misalnya, ketika harga bahan pangan di pasar global naik, masyarakat kurang mampu yang menghabiskan sebagian besar pendapatannya untuk kebutuhan pokok akan lebih merasakan dampaknya dibandingkan dengan kelompok yang mampu.
4. Pengaruh Investasi dan Bantuan Internasional
Investasi asing dan bantuan internasional yang tidak merata dapat memperburuk ketimpangan sosial. Sering kali, investasi dan bantuan hanya terkonsentrasi di wilayah tertentu, sehingga daerah lain tidak mendapatkan manfaat yang setara. Misalnya, proyek pembangunan infrastruktur yang didanai oleh investor asing lebih sering terkonsentrasi di ibu kota atau kota besar, dan meninggalkan wilayah pedesaan tanpa pengembangan yang memadai.
5. Dominasi Lembaga Internasional
Lembaga internasional, seperti Bank Dunia atau IMF, sering mempengaruhi kebijakan ekonomi di negara berkembang melalui pinjaman atau program bantuan yang bersyarat. Syarat tersebut terkadang menuntut negara untuk melakukan perubahan ekonomi yang bisa berdampak pada kelompok masyarakat tertentu. Misalnya, kebijakan pengurangan subsidi dapat menguntungkan sektor swasta, sementara masyarakat kurang mampu akan mengalami kesulitan mengakses layanan seperti kesehatan dan pendidikan.
Baca juga: Globalisasi: Pengertian, Karakteristik, Bentuk, & Dampaknya
Bentuk Ketimpangan Sosial
Berikut adalah lima macam bentuk ketimpangan sosial yang terjadi dalam masyarakat:
1. Ketimpangan Antara Desa dan Kota
Terdapat perbedaan signifikan antara desa dan kota dalam beberapa hal, seperti fasilitas, infrastruktur, pendidikan, pekerjaan, dan geografi. Daerah perkotaan cenderung lebih maju, sementara desa seringkali tertinggal karena pembangunan yang tidak merata.
Selain itu, kondisi geografi dan tipologi desa juga kurang menguntung, sehingga masyarakat desa kurang memiliki banyak pilihan mata pencaharian seperti di kota.
Bertani menjadi salah satu mata pencaharian masyarakat di desa (Sumber: freepik.com)
2. Ketimpangan Kualitas Sumber Daya Manusia
Salah satu yang mempengaruhi kualitas sumber daya manusia adalah tingkat pendidikan. Namun, tidak semua masyarakat bisa memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas. Orang yang memiliki pendidikan dan keterampilan lebih baik biasanya mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan lebih tinggi, sementara yang kurang terampil akan susah mendapatkan pekerjaan.
3. Ketimpangan Penyebaran Aset di Kalangan Swasta
Aset, seperti tanah, properti, hak kuasa, dan kekayaan, seringkali terpusat pada usaha skala besar atau kalangan swasta. Padahal, sebagian besar tenaga kerja negara berkembang bekerja di usaha menengah bahkan mikro. Hal tersebut dapat menyebabkan usaha menengah dan mikro sulit berkembang.
4. Ketimpangan Antar Wilayah dan Subwilayah dengan Konsentrasi Ekonomi yang Berpusat pada Wilayah Perkotaan
Pembangunan dan aktivitas ekonomi seringkali terkonsentrasi di kota besar, dan meninggalkan wilayah, seperti daerah pinggiran dan pedesaan, dengan sedikit peluang ekonomi. Hal tersebut dapat memperburuk ketimpangan antar wilayah dalam hal pendapatan dan akses ke sumber daya.
5. Ketimpangan Ekonomi Antar Golongan di Masyarakat
Dalam masyarakat, terdapat perbedaan signifikan dalam pendapatan dan kesejahteraan antar golongan, seperti antara kelas atas, menengah, dan bawah. Golongan yang lebih atas cenderung memiliki akses lebih besar terhadap layanan dan peluang ekonomi dibandingkan dengan golongan rendah.
Contoh Ketimpangan Sosial
Berikut adalah beberapa contoh ketimpangan sosial yang biasanya terjadi dalam masyarakat:
- Orang yang memiliki pendidikan tinggi atau formal lebih mudah mendapatkan akses pekerjaan dibandingkan orang yang tidak berpendidikan.
- Kesenjangan pendapatan yang terjadi di negara maju dan berkembang menjadikan orang yang bekerja di sektor formal dengan gaji tinggi, memiliki pendapatan jauh lebih besar dibandingkan pekerja di sektor informal atau buruh harian.
- Masyarakat yang tinggal di daerah terpencil memiliki akses terbatas untuk mendapatkan layanan kesehatan yang memadai. Sementara itu, penduduk kota besar dapat dengan mudah mengakses fasilitas kesehatan yang memadai.
- Kota besar memiliki infrastruktur yang lebih maju, seperti jalan tol, bandara, dan fasilitas publik, sementara daerah pedesaan dan terpencil biasanya tertinggal dalam hal pembangunan infrastruktur tersebut.
Dampak Ketimpangan Sosial
Ada banyak dampak yang ditimbulkan akibat ketimpangan sosial. Berikut adalah beberapa dampak ketimpangan sosial yang perlu kamu ketahui:
1. Meningkatnya Kemiskinan
Ketimpangan sosial dapat meningkatkan kondisi kemiskinan, seperti mereka yang tidak memiliki pendidikan atau pekerjaan yang layak, cenderung tetap berada dalam kemiskinan yang sulit untuk diatasi.
2. Ketidakstabilan Sosial dan Politik
Ketimpangan sosial dapat memicu ketidakpuasan di kalangan masyarakat. Ketika terjadi kesenjangan antara golongan kaya dan miskin, hal ini dapat menimbulkan protes sosial, ketegangan antar golongan, dan kerusuhan yang merusak stabilitas sosial dan politik.
3. Terganggunya Pembangunan Ekonomi
Ketimpangan sosial dapat menghambat pembangunan ekonomi jangka panjang. Ketika sebagian besar populasi tidak memiliki akses yang setara terhadap pendidikan dan pekerjaan, maka potensi tenaga kerja tidak dimanfaatkan secara maksimal.
4. Diskriminasi
Masyarakat yang mengalami ketimpangan seringkali menjadi korban diskriminasi. Mereka mungkin dipandang lebih rendah oleh kelompok yang memiliki status lebih tinggi, sehingga akan mengakibatkan terbatasnya kesempatan untuk berkembang.
5. Perubahan Kualitas Hidup
Ketimpangan sosial mengarah pada perbedaan dalam akses terhadap kebutuhan dasar seperti air bersih, listrik, perumahan, dan layanan kesehatan. Masyarakat kurang mampu sering kali hidup dalam kondisi yang tidak layak, sehingga dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik mereka.
—
Nah, itulah penjelasan mengenai ketimpangan sosial yang masih sering terjadi di masyarakat. Sekarang, kamu pasti bisa menjawab mengapa ketimpangan sosial dapat dikategorikan sebagai masalah sosial. Jelaskan juga, ya! Kalau masih bingung, kamu bisa membahas lebih lanjut di kelas Brain Academy, lho! Kamu bisa bertanya ke Master Teacher dan mengikuti kelas gratis secara online, atau datang langsung ke cabang terdekat dari rumahmu!
Referensi:
Suhardi. Sunarti, S. (2009) Sosiologi untuk SMA/MA kelas XII Program IPS. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
https://www.bps.go.id/id/statistics-table/3/V1ZSbFRUY3lTbFpEYTNsVWNGcDZjek53YkhsNFFUMDkjMw==/penduduk–laju-pertumbuhan-penduduk–distribusi-persentase-penduduk–kepadatan-penduduk–rasio-jenis-kelamin-penduduk-menurut-provinsi.html?year=2024
Nuraini. 2024. E-modul Sosiologi [daring]. Tautan: https://repositori.kemdikbud.go.id/19432/1/Kelas%20XII_Sosiologi_KD%203.3.pdf (Diakses: 20 Oktober 2024)