Contoh Kalimat Langsung & Tidak Langsung serta Perbedaannya
Artikel ini berisi informasi tentang pengertian, ciri, struktur, serta contoh dari kalimat langsung dan tidak langsung. Simak baik-baik agar kamu tak tertukar saat menggunakannya!
—
Dalam sebuah karya sastra terutama fiksi, penggunaan jenis kalimat langsung dan kalimat tidak langsung sangat umum digunakan untuk menyatakan dialog para karakter atau tokoh. Bagi kamu yang sering membaca novel, cerpen, maupun dongeng pasti nggak asing lagi sama kalimat ini. Jadi, apa sih yang dimaksud kalimat langsung dan tidak langsung? Yuk, kita bahas satu persatu!
Pengertian Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang berasal dari ungkapan atau pernyataan dari seseorang tanpa adanya perantara dan tanpa merubah pesan yang diutarakan. Jadi, kalimat yang disampaikan oleh orang tersebut sama persis dan tidak ada penambahan atau pengurangan kata sedikitpun.
Nah, pada sebuah teks kalimat langsung ditandai dengan penggunaan tanda petik (“…”).
Contoh kalimat langsung:
“Kerjakan tugas ini sekarang!” perintah atasannya. “Besok akan dibahas dalam rapat.”
Kalimat langsung dapat berbentuk kalimat tanya, kalimat perintah, atau kalimat berita yang memuat peristiwa atau kejadian dari sumber lain dengan langsung menirukan, mengutip atau mengulang kembali ujaran dari sumber tersebut. Biasanya, nada atau intonasi yang digunakan sama dengan yang dilakukan oleh sumber informasi.
Ciri-Ciri Kalimat Langsung
Nah, untuk dapat membedakan kalimat langsung dengan kalimat tidak langsung, kamu harus tahu dulu ciri-ciri kalimat langsung dan cara penulisannya.
1. Menggunakan tanda baca petik dua (“…”) di awal dan akhir kalimat.
Contohnya:
- Nurul bertanya, “Kapan kita pergi?”
- Ibu itu menasihati anaknya, “Berhati-hatilah, Nak!”
- “Besok pagi,” katanya, “mereka akan berangkat.”
2. Menggunakan huruf kapital di awal kalimat
Contohnya:
- “Nanda akan pulang nanti malam,” Hani memberi kabar.
- Laras berkata, “Aku mungkin tidak akan pulang hari ini. Besok aku beri kabar lagi.”
Akan tetapi, jika dalam satu kalimat terdapat dua atau lebih kalimat petikan, maka huruf pertama yang ditulis kapital hanya pada kalimat petikan pertama saja. Lalu, untuk kalimat petikan kedua, huruf pertamanya ditulis dengan huruf kecil, terkecuali bila kata pertamanya merupakan nama seseorang atau sebuah sapaan. Contohnya:
- “Ayo cepat!” teriak Tedy, “nanti bisnya keburu lewat.”
- “Ketemu!” teriak Nindi dari bawah, “Riri, kuncinya sudah ketemu!”
3. Akhiri petikan yang terletak di depan label dialog (dialog tag) dengan tanda koma, tanda tanya, atau tanda seru
Contohnya:
- “Ibu pulang,” kata Farhan.
- “Ibu pulang?” tanya Farhan.
- “Ibu pulang!” seru Farhan.
Oh iya, jika petikan kalimat langsung berada di belakang label dialog sisipkan koma sebelum petikan itu dan letakkan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru sebelum tanda petik penutup. Contohnya:
- Farhan berkata, “Ibu pulang.”
- Farhan bertanya, “Ibu pulang?”
- Farhan berseru, “Ibu pulang!”
4 Kalimat langsung yang menggunakan petikan dipisahkan dengan kalimat pengiringnya menggunakan tanda baca koma (,) di antara kalimat pengiring dan kalimat petikan
- [Pengiring] (,) [kutipan]
Contoh: Indra menyuruh, “Bukakan jendela itu supaya tidak panas!”
5. Gunakan tanda baca titik dua (:) pada kalimat langsung berbentuk dialog. Contohnya:
Egi: “Salsa, pulang sekolah kita ke bioskop yuk”
Salsa: “Yah, aku tidak bisa kalau hari ini.”
Egi: “Loh, kenapa?”
Salsa: “Aku mau pergi bersama Riffa ke toko buku”
6. Kutipan kalimat langsung dibaca menggunakan penekanan pada intonasinya
Struktur kalimat langsung terdiri dari kalimat pengiring dan kalimat kutipan. Nah, intonasi pada bagian kalimat kutipan lebih tinggi daripada kutipan pengiring. Misalnya pada kalimat:
Kakak berteriak, “Adik, cepat pulang!”.
Nah, frasa “Cepat pulang!” dibaca menggunakan nada yang lebih tinggi. Hal ini berfungsi agar pendengar mengingat bahwa pokok utama yang ingin disampaikan pada kalimat langsung terdapat pada kalimat kutipan.
Struktur Kalimat Langsung
Struktur penulisan sebuah kalimat langsung dapat terbagi 2, yaitu:
1. “[pernyataan yang diucapkan oleh subjek]” (,) [kata kerja diawali dengan huruf kecil] [subjek].
Contoh: “Kemarin Delvin mengerjakan tugas kelompok bahasa Indonesia”, kata Fikri.
2. [Subjek] [kata kerja] (,) “[pernyataan yang diucapkan oleh subjek dengan diawali huruf kapital] [tanda baca]”
Contoh: Fikri berkata, “Kemarin Delvin mengerjakan tugas kelompok bahasa Indonesia.”
Contoh Kalimat Langsung
Berikut beberapa contoh kalimat langsung:
- “Aku suka sekali menonton Anime,” ujar Tia.
- “Mengapa ban sepedamu kempes?” tanya ayah kepada Hedi.
- “Ayo, bersiap-siap!” ujar Bibi, “kita akan segera berangkat ke Candi Prambanan.”
- Kakak bertanya, “Bu, apakah kita akan pergi ke rumah nenek akhir pekan ini?”
- Bu Guru berkata, “Anak-anak, jangan lupa kumpulkan tugas Kimia besok pagi di ruang guru!”
- Sasa mengatakan, “Aku menangis karena membaca cerita novel itu”
- “Apa yang kamu lakukan untuk mengisi waktu luang?” tanya Helmi.
- “Di mana kamu membeli baju ini?” tanya Sisil kepada Monik.
- “Dia tidak masuk kerja hari ini karena harus pulang kampung ke Bandung,” kata Denis.
- “Tolong kecilkan volume televisi itu!” pinta Ibu.
Baca juga: Bagaimana Cara Menulis Kalimat Efektif? Ini Syarat dan Contohnya
Gimana? Sampai paham ya pengertian, ciri, struktur dan contoh kalimat langsung. Sekarang yuk kita bahas mengenai kalimat tidak langsung. Bagaimana ya bentuk kalimat tidak langsung? yuk kita cari tahu sama-sama!
Pengertian Kalimat Tidak Langsung
Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang digunakan untuk menyampaikan atau melaporkan kembali ucapan yang pernah disampaikan seseorang tanpa mengutip keseluruhan kalimatnya untuk disampaikan kepada orang lain.
Bentuk kutipan dalam kalimat tidak langsung berupa kalimat berita. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kalimat tidak langsung termasuk jenis kalimat berita yang berisi suatu kejadian atau peristiwa dari sumber lain, lalu diubah susunanya oleh penutur.
Baca juga: Pengertian Teks Berita, Unsur, Struktur, dan Kaidah Kebahasaannya
Ciri-Ciri Kalimat Tidak Langsung
Yup, kalimat tidak langsung juga memiliki ciri-ciri yang membuat jenis kalimat ini berbeda dengan kalimat lain, terutama kalimat langsung. Seperti apa, ya? Berikut penjelasannya.
1. Intonasinya mendatar dan menurun pada akhir kalimatnya.
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, kalimat tidak langsung termasuk ke dalam kalimat berita. Oleh karena itu, kalimat ini dibaca dengan intonasi membaca kalimat berita biasa. Hal ini karena semua bagian pada kalimat berita dianggap memiliki kesetaraan. Jadi, tidak ada frasa yang harus diucapkan lebih tegas.
2. Tidak menggunakan tanda baca petik dua (“…”)
Contohnya:
- Herdita pernah melihat Nenden mengatakan bahwa ia tidak menyukai laki-laki berkacamata itu.
- Syifa tadi bertanya tentang letak kolam renang di sekolah ini.
3. Adanya perubahan kata ganti orang pada bagian kalimat yang dikutip
Nah, karena kalimat tidak langsung merupakan penyampaian ulang dari perkataan seseorang, maka terdapat perubahan kata ganti orang pada kalimat yang dikutip, seperti:
a. Kata ganti orang pertama menjadi kata ganti orang ketiga
- Saya diganti menjadi dia atau nama orang ketiga
- Aku diganti menjadi dia tau nama orang ketiga
- Kami diganti menjadi mereka atau nama orang ketiga
b. Kata ganti orang kedua menjadi orang pertama
- Kamu diganti menjadi saya
c. Kata ganti orang kedua jamak diubah menjadi ‘kami’ atau ‘mereka’, tergantung pada konteks kalimat yang dibuat
- Kalian diganti menjadi kami.
- Kita diganti menjadi kami.
4. Menggunakan kata penghubung atau konjungsi
Kata penghubung yang digunakan dalam kalimat tidak langsung, di antaranya bahwa, supaya, sebab, agar, untuk, tentang, dan kata hubung yang lainnya. Contoh kalimatnya:
- Pak Kiki menyuruh kita supaya mengerjakan soal yang di papan tulis lalu dikumpulkan ke mejanya saat jam pulang.
- Hadi mengatakan bahwa ia bosan setiap hari selalu melakukan kegiatan yang sama.
Struktur Kalimat Tidak Langsung
Struktur pada penulisan kalimat tidak langsung sangat sederhana, yaitu [subjek] – [predikat] – [kata sambung] – [kata yang diucapkan oleh subjek].
Contoh: Arum mengatakan bahwa kemarin Farida telah pergi ke sekolah.
Contoh Kalimat Tidak Langsung
Berikut beberapa contoh kalimat tidak langsung:
- Rasya bertanya tentang pelajaran Fisika kepada Pak Guru.
- Ibu meminta Raidha untuk segera membelikannya garam di warung sebelah.
- Adik mengatakan bahwa kakak dicari oleh Ibu, untuk membantunya memasak.
- Bu Dokter menyuruh Lisa untuk tidak makan makanan pedas seperti seblak lagi.
- Ayah mengatakan kepada Dodi untuk segera menyelesaikan pekerjaan rumah dari sekolahnya.
- Bibi menyuruhku untuk membeli buah mangga dan semangka di pasar.
- Hamzah mengatakan dengan lantang, bahwa ia akan memenangkan perlombaan puisi itu.
- Dita mengatakan bahwa kemarin dia baru saja sakit demam.
- Hani bertanya kepada Adit buah apa yang menjadi favoritnya.
- Salsa mengatakan padaku tidak berangkat les matematika sore nanti, sebab dia sedang tidak enak badan.
—
Selesai! Jadi, apakah kamu sudah mengetahui perbedaan antara kalimat langsung dan kalimat tidak langsung dilihat dari pengertian, ciri, struktur dan contohnya? Kalau kamu ingin belajar tentang jenis-jenis kalimat lainnya, yuk bimbel di Brain Academy yang tersebar di seluruh Indonesia.
Fasilitasnya lengkap, Master Teachernya asyik dan super sabar, bisa coba kelas gratis secara online atau datang langsung ke cabang terdekat dari rumahmu!
Referensi:
Tanda Petik (“…”) – PUEBI Daring (ivanlanin.github.io) (Diakses pada: 19 Februari 2023)
Yudhistira, 2020. Petik Satu, Petik Dua. Narabahasa. [Daring] Tautan: https://narabahasa.id/linguistik-umum/ejaan/petik-satu-petik-dua (Diakses pada: 19 Februari 2023)