20 Contoh Puisi Baru yang Indah dalam Berbagai Tema
Salah satu jenis karya sastra yang populer adalah puisi baru. Lalu, apa itu puisi baru? Yuk, simak pengertian, ciri, jenis, dan contoh puisi baru di artikel ini!
—
Puisi baru adalah salah satu bentuk karya sastra yang memiliki beragam jenis dan fungsi. Ada yang menceritakan sebuah kisah, mengungkapkan kesedihan dan cinta, memberikan nasihat, atau bahkan menyindir keadaan sosial.
Puisi baru dapat dikatakan sebagai bentuk pengembangan puisi lama. Perbedaannya terletak pada aturan yang mengikatnya, jika puisi lama memiliki aturan tertentu, puisi baru justru lebih bebas dan tidak terikat aturan apapun. Lalu, seperti apa contoh puisi baru itu? Yuk, simak artikel berikut!
Pengertian Puisi Baru
Puisi baru adalah karya sastra yang bebas dan tidak terikat oleh aturan-aturan tertentu, seperti, jumlah baris, jumlah suku kata dalam setiap baris, atau rima tertentu. Puisi baru disebut juga dengan puisi modern, karena karya sastra ini merupakan bentuk pengembangan dari puisi lama.
Baca juga: Pengertian Puisi, Ciri, Struktur, Unsur dan Contohnya
Ciri-Ciri Puisi Baru
Puisi baru memiliki perbedaan dengan puisi lama yang lebih terikat pada aturan, seperti jumlah baris, rima, dan bait. Berikut beberapa ciri khas puisi baru yang perlu diketahui:
- Bentuknya lebih bebas, tidak terikat aturan jumlah baris, rima, dan bait seperti puisi lama.
- Nama pengarang atau penyair pada puisi baru tidak dicantumkan dalam karyanya.
- Memiliki irama yang dinamis sesuai dengan suasana hati penulis.
- Biasanya disebarkan secara lisan maupun tertulis
- Puisi baru umumnya berisi ungkapan perasaan atau curahan hati penyair.
Jenis-Jenis Puisi Baru
Jenis puisi baru dapat dikategorikan menjadi dua berdasarkan isi dan bentuknya. Yuk, simak penjelasannya berikut!
A. Jenis Puisi Baru Berdasarkan Isinya
Berdasarkan isinya, puisi baru dibedakan menjadi 7 jenis, yaitu balada, elegi, himne, ode, epigram, romansa, dan satire.
1. Balada
Balada adalah puisi yang berisi cerita atau kisah, biasanya bertema kepahlawanan, perjuangan, dan tragedi. Balada terdiri dari 3 bait yang masing-masing memiliki 8 larik. Balada bersajak a-b-a-b-b-c-c-b, lalu skemanya berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir yang berada pada bait pertama dipakai sebagai refren dalam bait-bait selanjutnya.
2. Elegi
Elegi adalah puisi yang berisi ungkapan kesedihan, duka cita, atau perasaan kehilangan seseorang yang telah tiada. Biasanya digunakan untuk mengenang seseorang karena kematian atau kepergiannya.
3. Himne
Himne adalah puisi yang berisi pujian terhadap sesuatu yang dianggap mulia, seperti Tuhan, pahlawan, atau tanah air. Himne sering dinyanyikan sebagai lagu pujian. Himne biasanya memiliki nada yang khidmat dan penuh penghormatan.
4. Ode
Ode adalah puisi yang mengandung sanjungan atau penghormatan terhadap seseorang, benda, dan sesuatu yang dianggap berjasa dan berharga. Ciri ode biasanya bernada anggun, membahas tentang sesuatu yang mulia, dan bersifat menyanjung.
5. Epigram
Epigram adalah puisi yang mengandung nasihat atau ajaran moral tentang kehidupan, seringkali memberikan pandangan filosofis atau inspiratif.
6. Romansa
Romansa adalah puisi yang mengungkapkan perasaan cinta, kasih sayang, atau keindahan hidup secara emosional dan mendalam. Ciri romansa antara lain menggunakan bahasa yang indah dan romantis, bertemakan cinta, dan menggambarkan suasana hati penulis.
7. Satire
Satire adalah puisi yang mengandung kritik sosial dengan cara menyindir atau mengejek keadaan yang ada di masyarakat, baik itu politik, budaya, atau kehidupan sosial lainnya.
2. Jenis Puisi Baru Berdasarkan Bentuknya
Sementara itu, berdasarkan bentuknya puisi baru dibedakan menjadi distikon, terzina, kuatrain, kuint, sektet, septime, oktaf/stanza, dan soneta.
1. Distikon
Distikon adalah puisi yang terdiri dari dua baris dalam satu bait, atau disebut juga puisi dua seuntai. Setiap bait hanya memiliki dua larik dan bersajak a-a atau a-b.
2. Terzina
Terzina adalah puisi yang terdiri dari tiga baris dalam satu bait atau juga disebut dengan puisi tiga seuntai. Setiap bait terdiri dari tiga larik (baris) dan memiliki pola rima a-a-a atau a-b-a.
3. Kuatrain
Kuatrain adalah puisi yang terdiri dari empat baris dalam satu bait dan biasa disebut puisi empat seuntai. Umumnya memiliki pola rima a-a-a-a, a-b-a-b, atau a-a-b-b.
4. Kuint
Kuint adalah puisi yang terdiri dari lima baris dalam satu bait dan biasa disebut puisi lima seuntai.
5. Sektet
Sektet adalah puisi yang terdiri dari enam baris dalam satu bait dan biasa disebut puisi enam seuntai.
6. Septima
Septima adalah Jenis puisi yang tiap bait terdiri dari tujuh baris atau bisa disebut puisi tujuh seuntai.
7. Oktaf/Stanza
Oktaf atau stanza adalah puisi yang terdiri dari delapan baris dalam satu bait dan disebut double kuatrain atau puisi delapan seuntai.
8. Soneta
Soneta adalah puisi yang terdiri dari empat baris yang terbagi menjadi dua, yaitu dua bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait kedua masing-masing tiga baris (4-4-3-3).
Baca juga: Contoh Puisi Pendek yang Menyentuh Hati
Contoh Puisi Baru
Nah, setelah mengetahui pengertian, ciri, dan jenis puisi baru. Sekarang yuk simak contoh puisi baru dengan berbagai tema agar kamu semakin paham!
1. Contoh Puisi Baru yang Pendek
Menggapai Impian
(oleh: Ni Nengah Restari)
Senyum terukir tipis
Menghias bibir yang manis
Langkah demi langkah berpijak
Mengejar angan yang bijak
Sejuta harapan kurengkuh
Laksa rintangan kutempuh
Laksa menuju kemenangan
Menggapai impian
Riang gembira jalan hidup
Hati ikhlas bahagia datang
Perjuangan dan doa penuh ikhlas
Bawa berkah yang berlimpah
2. Contoh Puisi Baru Singkat
Yang Fana Adalah Waktu
(oleh: Sapardi Djoko Damono)
Yang fana adalah waktu. Kita abadi:
memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga
sampai pada suatu hari
kita lupa untuk apa.
“Tapi,
yang fana adalah waktu, bukan?”
tanyamu. Kita abadi.
3. Contoh Puisi Baru Balada
Balada Pembungkus Tempe
(oleh: W.S. Rendra)
Fermentasi asa
Mengharap sempurna
Bentuk utuh nan konyol
Rasa, karsa tempe
Pembungkus yang berjasa
Penuh kisah bertulis duka lara
Dibuang tanpa dibaca
Pembungkus tempe
Bukan plastik tapi kertas usang tak terpakai
Masihkah ada yang membelai sebelum membuangnya?
4. Contoh Puisi Baru Romansa
Aku Ingin
(oleh: Sapardi Djoko Damono)
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
5. Contoh Puisi Baru Elegi
Senja di Pelabuhan Kecil
(oleh: Chairil Anwar)
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
Di antara gudang, rumah tua, pada cerita
Tiang serta temali.
Kapal, perahu tiada berlaut
Menghembus diri dalam mempercayai mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam
Ada juga kelepak elang menyinggung muram
Desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan
Tidak bergerak dan kini tanah, air tidur, hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri.
Berjalan menyisir semenanjung
Masih pengap harap
Sekali tiba di ujung
Dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat
Sedu penghabisan bisa terdekap
6. Contoh Puisi Baru Himne
Doa
(oleh: Taufik Ismail)
Tuhan kami
Telah nista kami dalam dosa bersama
Bertahun-tahun membangun kultus ini
Dalam pikiran yang ganda
Dan menutupi hati nurani
Ampunilah kami
Ampunilah
Amin
Tuhan kami
Telah terlalu mudah kami
Menggunakan AsmaMu
Bertahun di negeri ini
Semoga Kau rela menerima kembali
Kami dalam barisanMu
Ampunilah kami
Ampunilah
Amin
7. Contoh Puisi Baru Ode
Diponegoro
(oleh: Chairil Anwar)
Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu
Sekali berarti
Sudah itu mati
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditinda
Sungguhpun dalam ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
MAJU
Serbu.
Serang.
Terjang.
Februari 1943
8. Contoh Puisi Baru Epigram
Sajak Ajaran Hidup
(oleh: Sapardi Djoko Damono)
hidup telah mendidikmu dengan keras
agar bersikap sopan —
misalnya buru-buru melepaskan topi
atau sejenak menundukkan kepala —
jika ada jenazah lewat
hidup juga telah mengajarmu merapikan
rambutmu yang sudah memutih,
membetulkan letak kacamatamu,
dan menggumamkan beberapa lirik doa
jika ada jenazah lewat
agar masih dianggap menghormati
lambang kekalahannya sendiri
9. Contoh Puisi Baru Satire
Aku Bertanya
(oleh: W.S. Rendra)
Aku bertanya…
tetapi pertanyaan-pertanyaanku membentur
jidat penyari-penyari salon,
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
sementara ketidakadilan terjadi
di sampingnya,
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
termangu-mangu dalam kaki dewi kesenian.
Baca juga: Contoh Teks Tanggapan Singkat dalam Berbagai Tema!
10. Contoh Puisi Baru Distikon
Hutan Karet
(oleh: Joko Pinurbo)
–in memoriam: Sukabumi
Daun-daun karet berserakan.
Berserakan di hamparan waktu.
Suara monyet di dahan-dahan.
Suara kalong menghalau petang.
Di pucuk-pucuk ilalang belalang berloncatan.
Berloncatan di semak-semak rindu.
Dan sebuah jalan melingkar-lingkar
membelit kenangan terjal.
Sesaat sebelum surya berlalu
masih kudengat suara beduk bertalu-talu.
11. Contoh Puisi Baru Kuint
Hanya Kepada Tuan
(oleh: OR. Mandank)
Satu-satu perasaan
Hanya dapat saya katakan
Kepada tuan
Yang pernah merasakan
Satu-satu kegelisahan
Yang saya serahkan
Hanya dapat saya kisahkan
Kepada tuan
Yang pernah diresah gelisahkan
Satu-satu kenyataan
Yang bisa dirasakan
Hanya dapat saya nyatakan
Kepada tuan
Yang enggan menerima kenyataan
12. Contoh Puisi Baru Kuatrain
Hujan Bulan Juni
(oleh: Sapardi Djoko Damono)
tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
13. Contoh Puisi Baru Sektet
Merindu Bagia
(oleh: Ipih)
Merindu Bagia
Jika harilah tengah malam
Angin berhenti dari bernafas
Sukma jiwaku rasa tenggelam
Dalam laut tidak terwatas
Menangis hati diiris sedih
14. Contoh Puisi Baru Terzina
Madah Kelana
(oleh: Sanusi Pane)
Dalam ribaan, bahagia datang,
Tersenyum bagai kencana,
Mengharum bagai cendana.
Dalam bahagia, cinta tiba melayang,
Bersinar bagai matahari,
Mewarna bagaikan sari.
15. Contoh Puisi Baru Septima
Indonesia Tumpah Darahku
(oleh: Muhammad Yamin)
Bersatu kita teguh
Bercerai kita jatuh
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung-gunung bagus rupanya
Dilingkari air mulia tampaknya
Tumoah darahku Indonesia namanya
Lihatlah kelapa melambai-lambai
Berdesir bunyinya sesayup sampai
Tumbuh di pantai bercerai-cerai
Memagar daratan aman kelihatan
Dengarlah ombak datang berlagu
Mengejar bumi ayah dan ibu
Indonesia namanya, tanah airku
Tanahku bercerai seberang-menyeberang
Merapung di air, malam dan siang
Sebagai telaga dihiasi kiambang
Sejak malam diberi kelam
Sampai bulan terang-benderang
Di sanalah gerangan bangsaku gerangan menopang
Selama berteduh di alam nan lapang
Tumpah darah nusa India
Dalam hatiku selalu mulia
Dijunjung tinggi atas kepala
Semenjak diri lahir ke bumi
Sampai bercerai badan dan nyawa
Karena kita sedarah sebangsa
Bertanah air di Indonesia
16. Contoh Puisi Baru Oktaf
Lagu Angin
(oleh: W.S. Rendra)
Jika aku pergi ke timur
arahku jauh, ya, ke timur.
Jika aku masuk ke hutan
aku disayang, ya, di hutan.
Aku pergi dan kakiku adalah hatiku.
Sekali pergi menolak rindu.
Ada duka, pedih dan airmata biru
tapi aku menolak rindu.
17. Contoh Puisi Baru Soneta Pola 4-4-3-3
Pagi-Pagi
(oleh: M. Yamin)
Teja dan cerawat masih gemilang,
Memuramkan bintang mulia raya;
Menjadi pudar padam cahaya,
Timbul tenggelam berulang-ulang.
Fajar di timur datang menjelang,
Membawa permata ke atas dunia;
Seri-berseri sepantun mulia,
Berbagai warna, bersilang-silang.
Lambatlaun serta berdandan,
Timbul matahari dengan pelahaan;
Menyinari bumi dengan keindahan.
Segala bunga harumkan pandan,
Kembang terbuka, bagus gubahan;
Dibasahi embun, titik di dahan.
18. Contoh Puisi Baru Soneta 1 Bait 14 Baris Sekaligus
Aku
(oleh: KH. Jamaluddin Kafie)
Apakah aku hanya aku
Duduk mengintai waktu menunggu
Orang-orang di persimpangan jalan berhenti
Lalu aku memutar arahku memburu waktu
Yang selalu mengintai aku di perbatasan
Nafsu
Hingga aku segan bertanya kepada Tuhan
Kapan waktu aku bisa bertemu
Karena aku sedang sibuk mencari arah jalan
Sambil mengulur-ulur waktu
Tetapi aku semakin percaya
Waktu jualah yang akan mengantarkan aku
Kapan Tuhan bisa kutemui
Tanpa waktu
19. Contoh Puisi Baru Soneta Pola 4-4-4-2
Entah Sampai Kapan
(oleh: Sapardi Djoko Damono)
entah sejak kapan kita gugup
di antara frasa-frasa pongah
di kain rentang yang berlubang-lubang
sepanjang jalan raya itu; kita berhimpitan
di antara kata-kata kasar yang desak-mendesak
di kain rentang yang ditiup angin,
yang diikat di antara batang pohon
dan tiang listrik itu; kita tergencet di sela-sela
huruf-huruf kaku yang tindih menindih
di kain rentang yang berjuntai di perempatan jalan
yang tanpa lampu lalu lintas itu. Telah sejak lama
rupanya kita suka membayangkan diri kita
menjelma kain rentang koyak-moyak itu, sebisanya
bertahan terhadap hujan, angin, panas, dan dingin
20. Contoh Puisi Baru Kritik Sosial
Di Negeri Amplop
(oleh: Gus Mus)
Di negeri amplop
Aladin menyembunyikan lampu wasiatnya, malu
Samson tersipu-sipu, rambut keramatnya ditutupi topi rapi-rapi
David Copperfield dan Houdini bersembunyi rendah diri
Entah andaikata Nabi Musa bersedia datang membawa tongkatnya
Amplop-amplop di negeri amplop
mengatur dengan teratur
hal-hal yang tak teratur menjadi teratur
hal-hal yang teratur menjadi tak teratur
memutuskan putusan yang tak putus
membatalkan putusan yang sudah putus
Amplop-amplop menguasai penguasa
dan mengendalikan orang-orang biasa
Amplop-amplop membeberkan dan menyembunyikan
mencairkan dan membekukan
mengganjal dan melicinkan
Orang bicara bisa bisu
Orang mendengar bisa tuli
Orang alim bisa napsu
Orang sakti bisa mati
Di negeri amplop
amplop-amplop mengamplopi
apa saja dan siapa saja
—
Nah, itulah contoh puisi baru dengan berbagai tema yang bisa kamu pelajari. Semoga membantu kamu dalam memahami materi ini, ya! Bagi kamu yang ingin belajar lebih dalam tentang materi Bahasa Indonesia lainnya, yuk ikutan kelas gratis Brain Academy! Bersama para Master Teacher berpengalaman, kamu bisa belajar secara intensif hingga benar-benar paham, lho!
Referensi:
Foy Ario. 2024. Modul Pembelajaran SMA Bahasa Indonesia [daring]. Tautan: https://repositori.kemdikbud.go.id/19394/1/Kelas%20X_Bahasa%20Indonesia_KD%203.16.pdf. Diakses tanggal 15 Februari 2025
Sutaji. 2024. Analisis Unsur Pembangun Puisi Bahasa Indonesia [daring]. Tautan: https://repositori.kemdikbud.go.id/21680/1/X_Bahasa-Indonesia_KD-3.17_Final.pdf. Diakses tanggal 15 Februari 2025