Inflasi: Pengertian, Jenis, Penyebab, Dampak, & Cara Mengatasi

Inflasi

Inflasi merupakan kondisi kenaikan harga barang secara menyeluruh dan terus-menerus. Apa dampaknya bagi perekonomian? Yuk, simak pembahasan lengkapnya!

Hai, teman-teman! Pernahkah kalian menyadari bahwa harga barang semakin lama semakin mahal? Contohnya, pada tahun 2010, kita bisa membeli 10 permen dengan Rp1.000. Tapi sekarang, di tahun 2024, dengan uang yang sama, kita hanya bisa mendapatkan 3 permen. Ini terjadi karena nilai uang kita semakin berkurang seiring waktu. Nah, kondisi ini disebut inflasi.

Tapi, apakah itu inflasi dan bagaimana dampaknya bagi perekonomian kita? Yuk, kita bahas lebih lanjut!

 

Apa Itu Inflasi?

Inflasi adalah situasi di mana harga barang dan jasa secara umum terus-menerus naik dalam periode tertentu. Ini berarti nilai uang yang kita miliki semakin menurun, sehingga kita perlu mengeluarkan lebih banyak uang untuk membeli barang yang sama. 

Kondisi inflasi terjadi jika:

  1. Terjadi kenaikan harga barang. 
  2. Kenaikan barang terjadi secara umum dan menyeluruh. 
  3. Kenaikan harga berlangsung terus menerus  (minimal berbulan-bulan).

 

Pernahkah kamu mendengar istilah inflasi hijau yang sering diperbincangkan akhir-akhir ini? Inflasi hijau adalah kenaikan harga barang dan jasa yang disebabkan oleh upaya untuk mencapai green goals. Ini bisa terjadi ketika pemerintah atau perusahaan mengadopsi kebijakan ramah lingkungan, seperti pengurangan emisi karbon, energi terbarukan, atau perlindungan lingkungan, yang meningkatkan biaya produksi.

Baca juga: Pertumbuhan &  Perkembangan Ekonomi: Definisi, Ciri, Rumus dan Contoh

 

Penyebab Inflasi

Bagaimana inflasi dapat terjadi? Ada dua penyebab inflasi, yaitu tarikan permintaan dan kenaikan biaya. Yuk, simak penjelasannya: 

1. Tarikan Permintaan (Demand pull inflation)

Inflasi terjadi ketika banyak orang yang ingin membeli barang dan jasa, tapi jumlah barang yang tersedia tidak mencukupi. Akibatnya, harga naik karena permintaan lebih tinggi dibanding pasokan. Hal ini sering terjadi saat menjelang hari-hari besar seperti Lebaran, Natal, dan Tahun Baru, ketika permintaan barang meningkat tajam.

Meski inflasi permintaan sering dianggap sebagai tanda ekonomi yang kuat, jika dibiarkan, kondisi ini dapat menyebabkan harga terus naik dan mengurangi daya beli masyarakat.

 

2. Kenaikan biaya (Cost push inflation)

Kenaikan biaya produksi barang dan jasa yang meningkat, seperti kenaikan harga bahan bakar atau upah pekerja juga dapat menyebabkan inflasi. Ketika biaya produksi naik, produsen menaikkan harga barang untuk menutupi biaya operasional, sehingga harga di pasaran juga naik.

Inflasi akibat kenaikan biaya lebih sulit dikendalikan karena hal ini berkaitan dengan faktor eksternal yang sulit diatur, seperti harga minyak dunia atau kondisi cuaca.

Baca juga: Sistem Ekonomi: Definisi, Jenis, Ciri, Kelebihan dan Kekurangan 

 

Jenis-Jenis Inflasi

Berikut adalah jenis-jenis inflasi: 

1. Jenis Inflasi berdasarkan Penyebabnya

Berdasarkan penyebabnya, inflasi terbagi menjadi dua, yaitu:

a. Demand Pull Inflation 

Jenis inflasi ini terjadi karena permintaan barang dan jasa lebih tinggi daripada penawaran. Saat masyarakat membeli lebih banyak barang daripada yang tersedia dapat menyebabkan harga naik karena stoknya terbatas.

b. Cost Push Inflation 

Inflasi jenis ini terjadi ketika biaya produksi naik, seperti kenaikan harga bahan baku atau upah pekerja. Jadi, produsen menaikkan harga jual untuk menutupi biaya yang lebih tinggi.

 

2. Jenis-jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat Kepaharannya

Berdasarkan tingkat keparahan, inflasi terbagi menjadi empat jenis yaitu: 

a. Inflasi Ringan (dibawah 10%)

Pada inflasi ringan, kenaikan harga tidak terlalu berdampak pada ekonomi. Misalnya, kenaikan harga barang kebutuhan pokok sebanyak 5% dalam satu tahun.

b. Inflasi Sedang (antara 10% – 30%)

Pada inflasi sedang, kenaikan harga mulai terasa oleh masyarakat dan daya beli mulai menurun, namun belum menyebabkan krisis ekonomi.

c. Inflasi Berat (antara 30% – 100%)

Inflasi berat, kenaikan harganya signifikan, menyebabkan masalah besar bagi ekonomi karena masyarakat kesulitan membeli barang-barang penting.

d. Hiperinflasi (di atas 100%)

Hiperinflasi adalah inflasi yang sangat berat atau ekstrem, uang kehilangan nilainya dengan cepat dan ekonomi bisa runtuh. Contohnya seperti Zimbabwe pada akhir tahun 2000-an.

 

3. Jenis-jenis Inflasi Berdasarkan Asalnya

Berdasarkan asalnya, inflasi terdiri dari inflasi domestik dan inflasi luar negeri. Ini penjelasannya: 

a. Inflasi Domestik (Domestic Inflation)

Inflasi domestik merupakan inflasi yang terjadi karena faktor-faktor yang berasal dari dalam negeri. Salah satu penyebab utamanya adalah ketika pemerintah mencetak uang baru untuk menutupi defisit anggaran atau kekurangan dana. Saat lebih banyak uang beredar, tetapi jumlah barang dan jasa yang tersedia tetap sama, harga-harga akan naik. 

Kenapa hal ini bisa menyebabkan inflasi? Karena permintaan akan meningkat saat orang memiliki lebih banyak uang, namun jika barang dan jasa yang tersedia tetap, maka permintaan akan melebihi penawaran, akibatnya penjual menaikkan harga barang. Selain itu, jumlah uang yang beredar banyak tanpa diikuti peningkatan jumlah barang dan jasa membuat nilai uang turun atau jadi lebih rendah. 

b. Inflasi Luar Negeri (Import Inflation)

Inflasi luar negeri terjadi ketika harga barang dan jasa di dalam negeri naik akibat pengaruh dari luar negeri, terutama terkait perdagangan internasional. Ini biasanya disebabkan oleh naiknya harga barang impor atau perubahan nilai tukar mata uang.

Ketika harga barang atau bahan baku yang diimpor dari luar negeri naik, harga produk di dalam negeri yang menggunakan bahan tersebut juga ikut naik. Misalnya, jika harga minyak dunia naik, maka biaya produksi barang yang menggunakan minyak sebagai bahan bakar atau bahan baku juga akan naik, menyebabkan harga barang di dalam negeri meningkat.

Selain itu, jika nilai tukar mata uang suatu negara melemah (misalnya, nilai rupiah turun terhadap dolar), maka barang impor akan menjadi lebih mahal. Misalnya, barang yang biasanya bisa dibeli dengan Rp10.000 mungkin akan menjadi Rp12.000 jika nilai tukar rupiah turun. Akibatnya, harga barang-barang impor naik dan inflasi terjadi.

 

Dampak Inflasi

Inflasi yang terkendali dalam tingkat wajar dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Inflasi yang rendah dan stabil menjadi prasyarat penting bagi pertumbuhan ekonomi negara. Sebaliknya, inflasi yang tinggi dan tidak terkendali dapat berdampak negatif, seperti:

  1. Nilai mata uang menurun.
  2. Pendapatan riil masyarakat berkurang, menurunkan standar hidup.
  3. Menciptakan ketidakpastian bagi pelaku usaha.
  4. Menyulitkan keputusan konsumsi, produksi, dan distribusi, yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.

 

Oleh karena itu, pengendalian inflasi sangat penting untuk menjaga stabilitas ekonomi jangka panjang. Untuk menghitung laju inflasi, kamu bisa menggunakan kalkulator inflasi. Dengan kalkulator ini, kamu bisa memasukkan jumlah uang tertentu dan tahun, lalu kalkulator akan menunjukkan berapa nilai uang tersebut turun di tahun lainnya, menghitung tingkat inflasi yang terjadi selama periode tersebut. 

 

Cara Mengatasi Inflasi

Jika inflasi tidak terkendali dan berdampak negatif pada perekonomian negara, bagaimana cara inflasi Indonesia? Berikut beberapa kebijakan yang diambil pemerintah: 

1. Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah langkah pemerintah untuk mengatur jumlah uang yang beredar dan daya beli masyarakat. Untuk mengatasi inflasi yang tinggi, pemerintah dapat mengurangi jumlah uang yang beredar. Caranya, antara lain:

  • Menaikkan suku bunga.
  • Menjual surat berharga.
  • Meningkatkan cadangan kas bank (GWM).
  • Menerapkan kebijakan kredit ketat.
  • Mengimbau masyarakat (moral suasion).

 

2. Kebijakan Fiskal 

Kebijakan fiskal melibatkan pengaturan pendapatan dan pengeluaran negara. Untuk menekan inflasi, pemerintah dapat meningkatkan tarif pajak dan mengurangi belanja negara.

 

3. Kebijakan Lainnya

Selain kebijakan moneter dan fiskal, pemerintah juga dapat:

  • Meningkatkan produksi barang di pasar.
  • Menetapkan harga tertinggi untuk barang tertentu.

Nah, itulah pembahasan mengenai inflasi, mulai dari apakah itu inflasi, jenis-jenisnya, dampaknya, hingga cara mengatasinya. Seru, kan? Kalau kamu tertarik belajar materi ekonomi lainnya dengan cara seru, ikutan kelas dari Brain Academy, yuk! Kamu bisa ikut kelas online atau offline di Brain Academy cabang terdekat dari rumahmu!

IDN CTA Blog Brain Academy Center

 

Sumber: 

Fitriani, Yeni dan Aisyah Nurjanah. 2022. Ekonomi untuk SMA Kelas XI.  Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Teknologi. Gramedia. Com. Pengertian Inflasi: Penyebab, Macam, Dampak dan Peran Bank Sentral [daring]. Tautan: https://www.gramedia.com/literasi/inflasi/ 

Meti. 2024. Pengertian Green Inflation dan Dampaknya Terhadap Transisi Energi [daring]. Tautan: https://metiires.or.id/berita/pengertian-green-inflation-dan-dampaknya-terhadap-transisi-energi/

Devi Lianovanda