Historiografi: Pengertian, Jenis, Prinsip, dan Contohnya
Historiografi berkaitan dengan metode penulisan dan penelitian sejarah. Apa saja contohnya? Simak informasinya disini!
—
Babad Tanah Jawi merupakan salah satu contoh yang terkenal di Indonesia. Karya ini menceritakan sejarah kerajaan-kerajaan di Jawa dan perkembangan masyarakat dari masa ke masa, mulai dari era mitologi, kerajaan Hindu-Budha, hingga masuknya Islam di Nusantara.
Namun, tahukah kamu apa sebenarnya historiografi itu? Historiografi adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang penulisan sejarah. Nah, agar lebih memahami tentang historiografi, yuk kita bahas lebih lanjut di artikel berikut!
Pengertian Historiografi
Secara etimologi, kata historiografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu historia yang berarti sejarah, dan graphia yang berarti penulisan. Oleh karena itu, secara sederhana, historiografi adalah penulisan sejarah.
Sebagai cabang ilmu, historiografi mempelajari tentang perkembangan penulisan sejarah dari masa ke masa. Melalui historiografi, kita dapat memahami sejarah bukan hanya sebagai rangkaian peristiwa masa lalu, tetapi juga sebagai narasi yang dibentuk oleh para ahli sejarah.
Baca juga: Pengertian Sejarah Menurut Para Ahli, Unsur & Manfaatnya
Pengertian Historiografi Menurut Para Ahli
Beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian historiografi antara lain:
1. Louis Gottschalk
Historiografi merupakan suatu bentuk publikasi, baik itu dalam bentuk lisan maupun juga tulisan mengenai peristiwa kejadian atau kombinasi peristiwa-peristiwa di masa lampau.
2. Kuntowijoyo
Historiografi adalah tahap menuliskan kembali suatu peristiwa sejarah sebagai sebuah bentuk catatan sejarah.
3. Prof. Dr. Ismaun, M.Pd
Historiografi berarti pelukisan sejarah, gambaran sejarah tentang peristiwa yang terjadi pada masa lalu yang disebut sejarah.
4. Soejatmoko
Historiografi atau penulisan sejarah dalam ilmu sejarah merupakan titik puncak dari kegiatan penelitian oleh sejarawan. Dalam metodologi sejarah, historiografi merupakan bagian terakhirnya. Langkah terakhir, tetapi langkah tersebut adalah langkah terberat.
5. Abdurahaman Hamid dan Muhammad Saleh Majid
Historiografi adalah berbagai pernyataan mengenai masa silam yang telah disintesiskan selanjutnya ditulis dalam kisah sejarah
Jenis-Jenis Historiografi
Historiografi di Indonesia dibagi menjadi 4 jenis, yaitu historiografi tradisional. kolonial, nasional, dan modern. Berikut penjelasan dari masing-masing jenisnya.
1. Historiografi Tradisional
Historiografi tradisional adalah penulisan sejarah yang dilakukan oleh para sastrawan atau pujangga keraton dan bangsawan kerajaan. Penulisan sejarah pada masa ini tidak bertujuan untuk mendapatkan kebenaran sejarah melalui pembuktian fakta, melainkan diperoleh dari pengakuan dan untuk diabadikan kepada penguasa. Oleh karena itu, historiografi tradisional sering mengandung unsur-unsur sastra yang menghasilkan karya bersifat mitologi dan imajinatif.
Ciri-Ciri Historiografi Tradisional
- Mengandung banyak unsur mitos
- Bersifat istana-sentris, regiosentris atau kaya akan unsur kedaerahan, serta feodalistis-aristokratis, artinya fokus membicarakan kehidupan para kaum bangsawan feodal, tanpa melibatkan sifat kerakyatannya
- Ditulis dengan tujuan sebagai alat legitimasi kekuasaan raja.
- Tidak secara jelas membedakan antara peristiwa nyata dan unsur khayalan.
Historiografi tradisional mulai berkembang pada masa Kerajaan Hindu dan Buddha sekitar abad ke-14 M hingga masa Kerajaan Islam pada awal abad ke-20 M.
Salah satu halaman pada Babad Tanah Jawa yang disalin pada tahun 1862 (Sumber: wikipedia.org)
Contoh historiografi masa Hindu dan Buddha adalah Babad Tanah Jawi, Babad Parahiangan, Kitab Pararaton, Babad Tanah Pasundan, Babad Sriwijaya, Kitab Negarakertagama, Babad Galuh, Kitab Ramayana, dan Kitab Mahabharata. Sedangkan contoh historiografi masa Islam adalah Hikayat Raja-Raja Pasai, Hikayat Aceh, Babad Demak, Babad Tanah Jawi, dan Babad Giyanti.
2. Historiografi Kolonial
Historiografi kolonial adalah penulisan sejarah yang berkembang pada masa Kolonial Belanda, yaitu sejak zaman VOC abad ke-17 M hingga Pemerintahan Hindia Belanda pada abad ke-20 M. Fokus utama historiografi kolonial adalah kehidupan warga Belanda di Indonesia, dan karena untuk kepentingan Belanda, maka tulisan sejarah disusun menurut penafsiran dan pandangan Belanda.
Ciri-Ciri Historiografi Kolonial
- Tulisannya bersifat diskriminatif terhadap rakyat Hindia Belanda.
- Sudut pandang penulisannya adalah Neerdelandosentris atau Eropasentris.
- Tulisannya bersifat subjektif terhadap pemerintah kolonial.
- Penyusunannya cenderung mengabaikan sumber lokal.
- Mengisahkan sejarah dari orang-orang besar, misalnya Daendels dan Raffles.
- Berfokus pada kajian penguasaan Belanda di Hindia Belanda, sedangkan kondisi rakyat Indonesia yang terjajah tidak diperhatikan.
Beberapa contoh karya historiografi kolonial antara lain:
- Beknopt Leerboek Geschiedenis van Nederlandsch Oost-Indie karya A.J. Eijkman dan F.W. Stapel
- Schets eener Economische Geschiedenis van Nederlands-Indie karya G. Gonggrijp
- Geschiedenis van den Indischen Archipel karya B.H.M. Vlekke
- Reizen (Catatan Perjalanan) yang ditulis mulai tahun 1600-an oleh Nicholaus de Graff
- Geschiedenis van Indonesie karya H. J. de Graaf
- History of Java (1817) karya Thomas S. Raffles
3. Historiografi Nasional
Historiografi nasional merupakan penulisan sejarah dengan subjek utama adalah bangsa Indonesia. Historiografi nasional dimulai setelah bangsa Indonesia merdeka pada Agustus 1945.
Tujuan penulisan historiografi nasional adalah untuk kepentingan menanamkan rasa nasionalisme kepada seluruh rakyat Indonesia. Salah satu ciri utama historiografi ini adalah menggunakan perspektif nasionalisme Indonesia.
Ciri-Ciri Historiografi Nasional
- Penulisannya menggunakan sudut pandang rakyat Indonesia atau indonesiasentris.
- Menceritakan tentang perjuangan dan semangat kebangsaan Indonesia.
- Menonjolkan peranan bangsa Indonesia.
- Bertujuan membangkitkan rasa nasionalisme rakyat Indonesia.
Berikut beberapa contoh historiografi nasional antara lain:
- 6000 Tahun Sang Merah Putih karya Muhammad Yamin
- Gadjah Mada: Pahlawan Persatuan Nusantara Karya Muhammad Yamin
- Atjeh Sepintas Lalu Karya SM Amin
Contoh historiografi nasional, yaitu buku 6000 Tahun Sang Merah Putih karya Muhammad Yamin (Sumber: simpus,mkri.id)
4. Historiografi Modern
Historiografi modern adalah penulisan sejarah yang berdasarkan metode ilmiah dengan analisis kritis terhadap sumber-sumber sejarah. Historiografi ini dimulai dengan munculnya studi sejarah kritis yang menggunakan prinsip metode penelitian sejarah.
Ciri-Ciri Historiografi Modern
- Bersifat metodologis, yaitu sejarawan diwajibkan menggunakan kaidah-kaidah ilmiah.
- Bersifat kritis historis artinya dalam penelitian sejarah menggunakan pendekatan multidimensional.
- Lahir sebagai kritik terhadap historiografi nasional yang dianggap memiliki kecenderungan menghilangkan unsur asing dalam proses pembentukan keindonesiaan.
- Munculnya peranan rakyat kecil.
Berikut beberapa contoh historiografi modern antara lain:
- Pemberontakan Petani Banten karya Sartono Kartodirdjo
- Revolusi Pemuda karya Benedict Anderson
- Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara karya R. Moh. Ali
Baca juga: Teks Cerita Sejarah: Jenis, Ciri, Struktur, dan Contohnya
Prinsip Historiografi
Berikut adalah prinsip-prinsip dalam historiografi:
1. Disusun Secara Kronologis
Peristiwa sejarah harus diceritakan berdasarkan urutan waktu, dari awal hingga selesai, untuk memudahkan pemahaman alur kejadian secara runtut.
2. Ada Penentuan Sebab Akibat dari Fakta
Setiap fakta sejarah harus dianalisis hubungannya dengan sebab dan akibat, sehingga pembaca memahami alasan di balik peristiwa tersebut serta dampaknya.
3. Pemilihan Peristiwa Penting
Tidak semua peristiwa dalam historiografi dapat dicatat. Historiografi hanya memilih kejadian yang dianggap berpengaruh terhadap jalannya sejarah.
4. Periodisasi
Perlu ada pembagian periode atau waktu tertentu yang sesuai dengan kriteria, seperti era, dinasti, atau peristiwa penting, untuk membantu struktur penulisan sejarah.
5. Memiliki Konsekuensi Tertentu
Setiap peristiwa yang ditulis harus memiliki konsekuensi atau pengaruh yang jelas, baik bagi masyarakat, budaya, maupun perkembangan peradaban.
6. Memerlukan Pengurutan Jika Bersifat Deskriptif
Dalam historiografi yang deskriptif, peristiwa harus disusun secara berurutan agar cerita mudah dipahami dan tetap tersambung dengan baik.
7. Bersifat Deskriptif Analitis
Selain menggambarkan peristiwa (deskriptif), historiografi juga harus mencakup analisis mendalam terhadap peristiwa tersebut.
Baca juga: Tahapan Penelitian Sejarah Menurut Ahli dan Contohnya
Kelebihan dan Kekurangan Historiografi
Historiografi adalah studi tentang penulisan sejarah, termasuk metode, pendekatan, dan perspektif yang digunakan oleh sejarawan dalam merekonstruksi peristiwa masa lalu. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan historiografi:
Kelebihan Historiografi
1. Banyak Sudut Pandang
Historiografi membantu kita melihat sejarah dari berbagai sisi. Misalnya, satu peristiwa bisa dilihat dari sisi pahlawan, rakyat biasa, atau bahkan lawannya. Jadi, kita dapat pemahaman yang lebih luas.
2. Mempelajari Pemikiran Zaman Dulu
Kita bisa tahu bagaimana orang zaman dulu berpikir atau apa yang mereka anggap penting saat menulis sejarah.
3. Melatih Pikiran Kritis
Dengan mempelajari historiografi, kita diajarkan untuk tidak langsung percaya pada satu cerita saja. Kita jadi lebih kritis dan paham kalau ada cerita yang mungkin berat sebelah.
4. Dapat Digunakan untuk Membenahi Sejarah
Kalau ada bukti baru ditemukan, historiografi memungkinkan kita untuk memperbaiki cerita lama agar lebih akurat.
5. Menyambungkan Sejarah dengan Kondisi Zaman
Historiografi membantu kita memahami kenapa sejarah ditulis seperti itu, misalnya karena pengaruh politik atau budaya pada waktu tertentu.
Kekurangan Historiografi
1. Cerita Bisa Tidak Netral
Kadang, penulis sejarah punya keberpihakan atau pandangan pribadi, jadi ceritanya bisa tidak sepenuhnya objektif.
2. Sumbernya Terbatas
Kalau bukti-bukti sejarahnya kurang lengkap atau hilang, penulis hanya bisa menebak-nebak, dan ini bisa membuat cerita sejarah kurang akurat.
3. Campur Tangan Pendapat Pribadi
Dalam historiografi, kadang fakta sejarah dicampur dengan opini penulis. Ini bisa bikin sulit membedakan mana yang fakta dan mana yang pendapat.
4. Belum Bisa Menjelaskan Sejarah Secara Optimal
Historiografi kadang masih terbatas dalam menyampaikan keseluruhan detail sejarah, sehingga pemahaman terhadap peristiwa bisa kurang lengkap.
5. Cenderung Kurang Fleksibel
Historiografi biasanya mengikuti metode ilmiah yang kurang fleksibel, sehingga sulit untuk menemukan sudut pandang yang lebih modern.
—
Itulah penjelasan mengenai pengertian historiografi, mulai dari pengertian, jenis, prinsip, hingga kelebihan dan kekurangannya. Bagi kamu yang punya pertanyaan seputar materi sejarah lainnya, yuk, tanyakan ke Master Teacher berpengalaman di Brain Academy!
Referensi:
Aksilas Dasfordate. 2024. Buku Ajar Historiografi [daring]. Tautan: https://repository.penerbiteureka.com/media/publications/563300-buku-ajar-historiografi-e4017dff.pdf (Diakses 16 November 2024)
Hasnawati. 2024. Ciri-ciri Historiografi Tradisional, Kolonial dan Modern [daring]. Tautan: https://repositori.kemdikbud.go.id/21717/1/X_Sejarah_KD-3.8_Final.pdf (Diakses 16 November 2024)
ruangguru.com/blog/historiografi-sejarah