Sistem Tata Surya: Pengertian, Teori, & Anggota Penyusunnya

tata surya

Tata surya merupakan kumpulan benda langit yang mengelilingi matahari. Yuk, pelajari sistem tata surya ini bersama-sama!

Tahukah kamu bahwa di alam semesta terdapat suatu sistem yang disebut tata surya? Tata surya bukan hanya kumpulan benda langit, tetapi juga sebuah sistem yang dinamis dan terus berkembang. Setiap benda langit dalam sistem ini memainkan peran penting, dengan pusat tata surya adalah matahari. 

Penasaran bagaimana sistem tata surya terbentuk? Dalam artikel ini, kita akan membahas mengenai pengertian, teori pembentukan, hingga anggota penyusunnya. Yuk, simak penjelasannya berikut!

 

Pengertian Tata Surya

Tata surya adalah suatu sistem benda langit yang terdiri dari matahari dan objek lain yang berputar mengelilinginya. Objek ini termasuk planet, satelit, bintang, meteor, komet, dan asteroid. Semua objek tersebut mengorbit matahari karena pengaruh gaya gravitasi. Tata surya berada pada sebuah galaksi yang dinamakan Bima Sakti, salah satu galaksi terbesar di antara galaksi lain di jagad raya.

Sistem tata surya merupakan sistem antariksa yang saling terikat gravitasi dimana ada matahari dan benda langit yang mengitarinya. Planet merupakan objek paling besar yang mengorbit matahari secara langsung, sedangkan bulan atau satelit alami dari planet mengorbit matahari secara tidak langsung.

 

Baca juga: Jurusan Astronomi, Apa Cuma Belajar Soal Bintang?

 

Teori Pembentukan Tata Surya

Setelah membahas pengertian tata surya, selanjutnya tahukah kamu bagaimana sistem tata surya di alam ini dapat terbentuk? Nah, berikut adalah teori pembentukan tata surya yang perlu kamu ketahui:

1. Teori Nebula

Teori Nebula dicetuskan pertama kali oleh Immanuel Kant yang dalam bukunya The Universal Natural History and Theories of The Heavens pada tahun 1755. Teori ini menyatakan bahwa tata surya terbentuk awan gas dan debu raksasa (nebula) yang berputar perlahan. 

Seiring rotasi yang semakin kencang, nebula ini membentuk cakram pipih dengan inti massa di pusatnya. Inti massa ini kemudian menggelembung menjadi matahari, sementara material di sekitarnya mendingin dan memadat, membentuk planet-planet yang mengorbit matahari.

 

2. Teori Bintang Kembar

Berbeda dengan Teori Nebula, Teori Bintang Kembar yang dikemukakan tahun 1950-an menyatakan bahwa tata surya awalnya terdiri dari dua bintang kembar yang saling mengorbit. Namun, salah satu bintang kemudian meledak dan meninggalkan satu bintang. 

Bintang yang meledak tersebut berubah menjadi massa gas yang berputar-putar dan membentuk planet. Sementara satu bintang yang tersisa menjadi pusat tata surya yang kita kenal sebagai matahari.

 

3. Teori Awan Debu

Pada tahun 1940, Carl Friedrich von Weizsäcker, seorang astrofisikawan Jerman, memperkenalkan Teori Awan Debu. Teori ini mengasumsikan bahwa tata surya terbentuk dari awan gas dan debu besar yang mengalami kondensasi di berbagai titik. Kondensasi ini menarik lebih banyak material melalui gravitasi, kemudian memadat menjadi planet dan objek tata surya lainnya.

Pemampatan adalah proses penting dalam Teori Awan Debu, di mana partikel debu tertarik ke pusat awan, membentuk bola dan cakram. Partikel yang berada di tengah cakram saling menekan, sehingga menghasilkan panas dan pijar yang menjadi matahari. Bagian luar yang berputar sangat cepat kemudian pecah dan menjadi planet.

 

4. Teori Planetesimal

Teori Planetesimal dicetuskan oleh Forest R. Moulton dan Thomas C. Chamberlin pada tahun 1905. Teori ini menyatakan bahwa tata surya sudah memiliki matahari sejak awal. Ada sebuah bintang besar lain yang mengelilingi matahari. Gravitasi bintang tersebut menarik partikel matahari, dan kemudian mengambang hingga membentuk planet. Partikel yang tidak terseret akan kembali ke matahari.

 

5. Teori Pasang Surut

Teori Pasang Surut juga dikenal sebagai Teori Benturan, dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun 1917. Teori ini menyatakan bahwa tata surya terbentuk karena adanya bintang yang mendekat ke matahari dan nyaris bertabrakan. Tarikan gravitasi dari bintang yang lewat ini menyebabkan sebagian material matahari terlepas, dan kemudian mendingin hingga membentuk planet. 

 

6. Teori Kondensasi

Teori Kondensasi, variasi dari Teori Nebula yang dikemukakan oleh Victor G. Clube dan Harold C. Hoyle pada tahun 1950-an, menjelaskan bahwa tata surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar. Bola kabut ini kemudian mengalami kondensasi menghasilkan matahari dan planet-planet. 

 

Susunan Tata Surya

Susunan tata surya terdiri dari matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian luar, serta di bagian terluar adalah Sabuk Kuiper dan piringan tersebar. Diperkirakan jauh di luar Sabuk Kuiper, pada jarak sekitar seribu kali di luar bagian terluar tata surya kita, terdapat Awan Oort. Awan ini dihipotesiskan sebagai sumber komet periode panjang yang mengorbit Matahari.

Gambar tata surya

Gambar tata surya yang terdiri dari matahari, 4 planet dalam, sabuk asteroid, 4 planet bagian luar, dan sabuk Kuiper (Sumber: britannica.com/science/solar-system)

 

Anggota Penyusun Tata Surya

Tata surya terdiri dari berbagai anggota yang tersusun secara teratur. Berikut urutan tata surya dari pusat hingga ke bagian terluarnya:

1. Matahari

Matahari adalah pusat tata surya dan sumber utama energi bagi semua planet dan benda langit di sekitarnya. Matahari berputar pada porosnya dan dikelilingi oleh planet. Matahari terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun lalu dari runtuhan awan gas dan debu raksasa akibat tarikan gravitasi.

Matahari berbentuk bola gas yang sangat panas dan berpijar dengan temperatur permukaan sekitar 5.500 derajat Celcius. Akibatnya, planet terdekat yaitu Merkurius dan Venus menjadi sangat panas. Panas matahari yang sampai ke bumi tidak terlalu tinggi karena jaraknya yang sangat jauh.

Di dalamnya terdapat hidrogen dan helium yang bercampur dengan oksigen, karbon, dan neon. Diameter matahari sekitar 1,4 juta kilometer, dan massanya 333.000 kali lipat massa Bumi. Gravitasi matahari yang kuat mengikat semua anggota tata surya dan membuat mereka bergerak dalam orbitnya masing-masing.

 

2. Planet

Planet adalah benda langit yang mengorbit matahari dan memiliki massa yang cukup besar untuk membentuk bulatan diri dan telah membersihkan orbitnya dari objek-objek kecil. Tata surya memiliki delapan planet yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Eits, pluto bukan lagi planet tata surya, dikarenakan tidak dapat membersihkan orbitnya dari objek Sabuk Kuiper.

Gambar planet tata surya

Gambar planet tata surya (Sumber: science.nasa.gov)

Berdasarkan jaraknya dari Matahari, urutan kedelapan planet tata surya adalah sebagai berikut Merkurius (58 juta km), Venus (108 juta km), Bumi (149.7 juta km), Mars (227.9 juta km), Jupiter (779 juta km), Saturnus (1.4 miliar km), Uranus (2.9 miliar km), dan Neptunus (4.5 miliar km). 

Dalam tata surya juga terdapat planet kerdil yang merupakan benda angkasa bukan satelit namun mengelilingi matahari. Terdapat lima planet kerdil (dwarf planet) pada tata surya yaitu Ceres, Pluto, Haumea, Makemake, dan Eris.

 

3. Asteroid

Asteroid terkadang disebut dengan planet kecil, karena berasal dari sisa bongkahan batu langit dengan ukuran beragam dan tidak beraturan sisa pembentukan tata surya di 4,6 miliar tahun lalu. Sebagian besar asteroid dapat ditemukan di antara Mars dan Jupiter. Asteroid ini bergerombol membentuk gugusan menyerupai sabuk yang mengorbit matahari.

Asteroid

Asteroid, benda langit dalam tata surya (Sumber: science.nasa.gov)

Ukuran asteroid bervariasi dari Vesta, yang merupakan asteroid terbesar dengan diameter sekitar 329 mil (530 kilometer), hingga benda-benda yang berukuran kurang dari 33 kaki (10 meter). Total massa dari semua asteroid jika digabungkan adalah kurang dari massa Bulan Bumi. Jumlah asteroid yang diketahui saat ini setidaknya 1,370,401. Jumlah ini termasuk planet kerdil dan objek di Sabuk Kuiper.

 

4. Komet

Komet terbentuk dari sisa-sisa pembentukan tata surya kita, yaitu awan es, debu, dan gas yang disebut nebula. Nebula ini mengorbit Matahari dalam jarak yang sangat jauh, di wilayah yang dikenal sebagai Sabuk Kuiper dan Awan Oort.

Ketika komet mendekati Matahari, panasnya menyebabkan es di inti komet, yang disebut nukleus, menyublim menjadi gas. Gas ini, bersama dengan debu dan partikel lain yang dilepaskan dari nukleus, membentuk koma, yaitu atmosfer tipis yang mengelilingi komet.

Saat komet semakin dekat dengan Matahari, angin Matahari dan radiasi mendorong gas dan debu dari koma ke arah yang berlawanan dengan Matahari, membentuk ekor panjang yang indah. Ekor ini dapat membentang jutaan kilometer, dan bentuknya terus berubah-ubah karena pengaruh angin Matahari.

Komet Halley

Komet Halley merupakan komet periode pendek yang terlihat dari Bumi setiap 75-76 tahun sekali (Sumber: science.nasa.gov)

 

5. Satelit

Satelit adalah benda langit yang mengitari planet. Satelit diluncurkan ke luar angkasa dengan menggunakan roket. Berdasarkan cara terbentuknya, satelit dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Satelit Alam

Satelit alam terbentuk karena adanya peristiwa alam bersamaan dengan terbentuknya planet. Contoh dari satelit ini adalah Bulan (satelit Bumi), Europa (satelit Jupiter), dan Titan (satelit Saturnus)

b. Satelit Buatan

Satelit buatan merupakan satelit yang dibuat oleh manusia dengan tujuan tertentu. Contoh dari satelit ini adalah satelit Palapa milik Indonesia dan satelit NOAA.

 

6. Meteoroid, Meteor, dan Meteorit 

Benda langit berukuran kecil yang tidak memiliki lintasan tertentu dapat dibedakan menjadi tiga yaitu meteoroid, meteor, dan meteorit. Mari kita bahas perbedaan ketiganya sebagai berikut:

a. Meteoroid

Batu atau bongkahan logam luar angkasa yang ukurannya bisa sebesar debu halus atau bahkan sebesar asteroid kecil. Benda ini melayang di luar angkasa.

b. Meteor

Ketika meteoroid memasuki atmosfer Bumi (atau planet lain seperti Mars) dengan kecepatan tinggi, ia akan terbakar dan terlihat seperti garis cahaya yang melintas di langit. Inilah yang biasa kita sebut sebagai “bintang jatuh”.

c. Meteorit

Jika ada bagian meteoroid yang cukup kuat sehingga mampu menembus atmosfer Bumi dan jatuh ke permukaan Bumi, maka sisa-sisa benda tersebut disebut meteorit. Meteorit bisa berupa bongkahan batu, logam, atau campuran keduanya.

Singkatnya, meteoroid berada di luar angkasa. Ketika benda ini bergesekan dengan atmosfer dan berpijar, maka disebut meteor. Jika meteor tidak habis terbakar dan sampai ke bumi, sisa benda tersebut disebut meteorit.

Nah, itu tadi penjelasan lengkap tentang sistem tata surya mulai dari pengertian, teori pembentukan, hingga anggota penyusunnya. Jangan lupa mempelajari materi lain dengan Brain Academy. Kamu bisa datang langsung ke cabang terdekat di kotamu!

Brain Academy Center

 

Referensi:

https://science.nasa.gov/

https://www.britannica.com/science/solar-system

https://www.gramedia.com/literasi/sistem-tata-surya/#google_vignette

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6392138/tata-surya-pengertian-teori-dan-anggotanya-dari-matahari-hingga-meteor

https://pascasarjana.umsu.ac.id/pengertian-dan-contoh-sistem-tata-surya/

https://pasla.jambiprov.go.id/tata-surya-pengertian-teori-dan-anggota-tata-surya/

https://www.detik.com/jateng/berita/d-7276180/susunan-tata-surya-dan-planetnya-lengkap-dengan-urutan-penjelasannya 

(Diakses: 23 Juni 2024)

Olivia Yunita