Teks Anekdot: Pengertian, Struktur, Ciri, Tujuan, & Contoh
Apa itu teks anekdot? Yuk, kita bahas mengenai pengertian, struktur, ciri-ciri, tujuan, manfaat, kebahasaan, hingga contohnya berikut ini.
—
“Hahahaha, kocak banget nih ceritanya.” Kamu pernah nggak membaca atau mendengar cerita lucu yang muncul di media sosial, artikel, atau bahkan di chat grup. Nah, cerita lucu yang banyak beredar di masyarakat dan kamu baca itu adalah teks anekdot.
Anekdot biasanya digunakan untuk menyampaikan kritik, tetapi tidak dengan cara yang kasar dan menyakiti. Cerita dalam teks anekdot dibuat secara singkat namun menarik karena mengandung unsur humor dan punchline yang menarik.
Tapi, kamu tahu nggak sih apa itu pengertian anekdot? Lalu, apa ciri, struktur hingga tujuannya? Yuk, simak pembahasan lengkapnya termasuk contohnya berikut ini.
Pengertian Teks Anekdot
Apa itu teks anekdot? Anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena mengandung kalimat-kalimat yang lucu dan mengesankan. Namun, nggak semua cerita lucu bisa dikategorikan sebagai anekdot.
Menurut KBBI, teks anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Nah, dari pengertian tadi ada kata kunci yang perlu kamu ingat, yaitu “orang penting” dan “kejadian sebenarnya”.
Anekdot bersifat lucu, menghibur, dan biasanya terjadi pada kehidupan sehari-hari. Kelucuan dalam anekdot biasanya disampaikan dengan bahasa yang singkat, tapi mengena. Terkadang, anekdot mengangkat cerita dari kejadian nyata yang ditambahkan unsur rekaan. Pelaku cerita, tempat kejadian, dan waktu peristiwa dalam teks anekdot bisa saja merupakan hasil rekaan.
Baca Juga: Teks Ceramah: Pengertian, Struktur, Ciri, Unsur, & Contoh
Perbedaan Anekdot dan Humor
Pasti banyak nih yang bingung dengan perbedaan antara anekdot dan humor biasa. Teks anekdot dan humor memiliki perbedaan pada fungsinya. Humor hanya berfungsi untuk menghibur, sementara anekdot berfungsi untuk menyampaikan makna tersirat berupa kritik.
Kritik dalam anekdot seringkali disampaikan dalam bentuk sindiran, tidak disampaikan secara langsung. Hal itu dilakukan untuk menghindari konflik antara pihak yang menyampaikan sindiran dengan pihak yang disindir. Tujuannya agar pesan yang ingin disampaikan, kritiknya, dapat diterima oleh pihak yang dikritisi tanpa menimbulkan ketersinggungan.
Struktur Teks Anekdot
Teks anekdot memiliki struktur yang membedakannya dengan teks lainnya yaitu abstrak, orientasi, krisis, reaksi, dan koda. Simak penjelasannya.
1. Abstrak
Abstraksi adalah bagian pendahuluan atau bagian pembuka teks anekdot. Bagian ini berfungsi untuk menggambarkan isi teks secara singkat agar pembaca mengetahui arah cerita yang dimaksudkan.
2. Orientasi
Orientasi adalah bagian awal suatu kejadian atau saat cerita mulai bergulir. Penulis juga biasanya akan menggambarkan latar belakang peristiwa di bagian ini. Orientasi memiliki peran penting untuk menjelaskan penyebab timbulnya krisis, konflik, atau masalah utama pada teks anekdot.
3. Krisis
Krisis adalah puncak cerita yang berisi konflik atau masalah yang terjadi pada karakter. Krisis juga dapat ditandai dengan adanya ketidakpuasan atau kejanggalan.
4. Reaksi
Reaksi adalah respon atau reaksi yang dilakukan oleh karakter setelah mengalami krisis. Respon yang digambarkan bisa berupa sikap mencela atau menertawakan. Bagian ini juga sering kali memiliki efek kejutan atau tidak terduga.
5. Koda
Koda adalah bagian penutup teks yang berisi amanat atau kritik. Namun, koda pada teks anekdot bersifat opsional, bisa ada atau tidak.
Contoh anekdot (Sumber: kontan.co.id)
Kaidah Kebahasaan Teks Anekdot
Seperti juga teks lainnya, anekdot memiliki unsur kebahasaan yang khas yaitu:
- menggunakan kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu
- menggunakan kalimat retoris (kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban)
- menggunakan konjungsi (kata penghubung) yang menyatakan hubungan waktu seperti kemudian, lalu
- menggunakan kata kerja aksi seperti menulis, membaca, dan berjalan
- menggunakan kalimat perintah (imperative sentence)
- menggunakan kalimat seru
- menggunakan kalimat langsung (khusus untuk anekdot yang disajikan dalam bentuk dialog)
Ciri-Ciri Teks Anekdot
Agar kamu bisa lebih mudah memahami teks anekdot, berikut adalah beberapa ciri-ciri teks anekdot yang perlu diketahui.
- Bersifat lucu
- Bersifat menyindir
- Mengandung unsur kritik
- Bersifat menggelitik, artinya bisa menghibur pembaca dengan kelucuan yang ada pada teks
- Bisa berdasarkan pengalaman pribadi atau tokoh penting
- Memiliki tujuan tertentu
- Kisah cerita yang disajikan hampir menyerupai dongeng
- Seringkali menceritakan tentang karakter hewan dan manusia yang saling terhubung secara umum dan realistis
Baca Juga: Contoh Teks Laporan Percobaan dan Strukturnya
Tujuan Teks Anekdot
Untuk apa sih teks anekdot dibuat? Sama seperti teks lainnya, teks anekdot juga memiliki tujuan. Ada tiga tujuan utama dari teks anekdot, yaitu sebagai berikut.
- Sarana untuk membangkitkan tawa pembaca
- Sarana hiburan
- Sarana untuk mengkritik
Manfaat Teks Anekdot
Selain sebagai sarana hiburan atau kritik, teks anekdot juga memiliki manfaat lain bagi para pembacanya. Teks anekdot mampu menyampaikan pesan atau makna dengan cara yang ringan dan mudah dicerna. Cerita-cerita yang dibawakan juga kerap membuat pembaca berpikir, tertawa, dan merenungkan aspek-aspek kehidupan.
Melalui teks anekdot, kamu juga bisa belajar cara menyampaikan kritik melalui cara yang lucu dan menghibur, tanpa perlu menggunakan kalimat yang kasar dan menyakitkan.
Contoh Teks Anekdot
Nah, sekarang sudah paham kan mengenai teks anekdot? Supaya lebih jelas lagi, kamu bisa baca contoh teks anekdot yang berupa dialog dan narasi berikut ini.
1. Contoh Teks Anekdot berupa Dialog
Profesi Anak-Anak Penjual Kue
Bapak Presiden bertanya pada ibu tua penjual kue.
Bapak Presiden : “Sudah berapa lama jualan kue?”
Ibu Tua : “Sudah hampir 30 tahun.”
Bapak Presiden : “Terus anak ibu mana, kenapa tidak ada yang bantu?”
Ibu Tua : “Anak saya ada 4. Yang ke-1 di KPK, ke-2 di POLDA, ke-3 di Kejaksaan, dan yang ke-4 di DPR. Jadi mereka sibuk sekali, Pak.”
Bapak Presiden kemudian menggeleng-gelengkan kepala karena kagum.
Lalu berbicara ke semua hadirin yang menyertai beliau.
Bapak Presiden : ”Meskipun hanya jualan kue, ibu ini bisa menjadikan anaknya sukses dan jujur tidak korupsi, karena kalau mereka korupsi, pasti kehidupan Ibu ini sudah sejahtera dan tinggal di rumah mewah.”
Bapak Presiden : “Apa jabatan anak di POLDA, KPK, Kejaksaan dan DPR?”
Ibu Tua : “Sama … jualan kue juga.”
2. Contoh Teks Anekdot berupa Narasi
Dosen yang juga Menjadi Pejabat
Di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa sedang berbincang-bincang.
“Saya heran dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk, tidak pernah mau berdiri,” kata Tono kepada Udin. Udin ogah-ogahan menjawab pertanyaan Tono. Udin beranggapan bahwa masalah yang dibicarakan Tono itu tidak penting.
Namun, Tono tetap meminta agar Udin mau menerka teka-tekinya. “Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat berdiri,” jawab Udin merasa jengah. Ternyata jawaban Udin masih juga salah. Menurut Tono, dosen yang juga pejabat itu tidak bersedia berdiri sebab takut kursinya diambil orang lain.”
Mendengar pernyataan Tono, Udin menanyakan apa hubungan antara menjadi dosen dan pejabat.
“Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain,” ungkap Tono.
Udin : “???”
—
Seru banget kan pembahasan teks anekdot kali ini? Kalau kamu masih punya pertanyaan atau ingin belajar teks lainnya, langsung aja ikut kelas gratis di Brain Academy. Sudah ada ratusan cabang Brain Academy di Indonesia atau kamu bisa belajar bareng Master Teacher secara online. Lagi banyak diskon nih, buruan daftar!
Referensi:
Suherli, dkk. 2017. Bahasa Indonesia Kelas X. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
cnnindonesia.com/edukasi/20230206121920-569-909393/teks-anekdot-pengertian-tujuan-struktur-ciri-ciri-dan-contoh
umsu.ac.id/artikel/teks-anekdot-pengertian-ciri-manfaat-dan-contohnya/
Sumber foto:
images.kontan.co.id/kartun_benny