Kalimat Konotasi & Denotasi: Pengertian, Fungsi, dan Contoh
Apa perbedaan kalimat konotasi dan denotasi? Berikut pengertian,ciri, dan contohnya!
—
“Jibril adalah malaikat yang bertugas menyampaikan wahyu,”
“Renata mempunyai sifat seperti malaikat,”
Teman-teman, kalau kalian perhatikan, dua kalimat di atas mengandung kata yang sama, yaitu “malaikat”. Akan tetapi, mereka mempunyai makna yang berbeda. Hmm, mengapa seperti itu ya?
Dalam Bahasa Indonesia, kita mengenal istilah konotasi dan denotasi. Konotasi adalah makna kiasan, sedangkan denotasi adalah makna yang sebenarnya. Nah, supaya kamu nggak bingung, kita belajar bareng-bareng di artikel ini yuk!
Pengertian Kalimat Konotasi
Menurut KBBI, konotasi adalah tautan pikiran yang menimbulkan nilai rasa pada diri seseorang ketika ia sedang berhadapan dengan sebuah kata.
Nah, sederhananya, kalimat konotasi adalah kalimat yang memiliki makna tambahan, yang melampaui arti harfiah yang tercantum dalam kamus. Konotasi dapat berbentuk kata sifat (adjektiva) atau kata benda (nomina).
Penggunaan kalimat konotasi dapat membangun nuansa atau emosi tertentu. Misalnya, kata “malaikat” memiliki konotasi positif sebagai sosok yang baik atau pelindung.
Sebaliknya, kata “setan” memiliki konotasi negatif sebagai sosok jahat atau pengganggu. Konotasi ini dapat mempengaruhi cara orang memahami dan merespons pesan yang disampaikan.
Contoh:
“Renata mempunyai sifat seperti malaikat,”
Artinya Renata adalah seseorang yang memiliki hati tulus, lembut, dan menjadi pelindung bagi orang di sekitarnya.
Namun, perlu diingat bahwa penggunaan kalimat konotasi harus memperhatikan konteks dan audiens. Makna yang diungkapkan melalui konotasi harus sesuai dengan tujuan komunikasi, tidak menimbulkan kesalahpahaman atau konotasi yang tidak diinginkan.
Baca juga: Apa itu Kalimat Efektif? Pelajari Ciri dan Cara Membuatnya Yuk!
Fungsi Kalimat Konotasi
Kalimat yang mengandung kata konotasi sering kita jumpai pada karya sastra, seperti novel, puisi, dan cerita pendek. Konotasi bertujuan menghidupkan suasana, mengekspresikan perasaan, serta menyampaikan pesan dengan lebih kreatif. Selain itu, kalimat konotasi juga berfungsi sebagai “penghalus” untuk mengungkapkan hal negatif. Contohnya seperti ini:
“Kata-katanya menghantam hatiku seperti api yang membakar,”
“Bahasanya yang tajam seperti gigitan ular, melukai hati orang lain tanpa belas kasihan,”
Contoh Kalimat Konotasi
Berikut contoh kalimat yang mengandung kata kiasan atau konotatif:
- Fulan dijadikan kambing hitam oleh temannya sendiri.
- Kasus sengketa tanah PT Adhi Makmur dibawa ke meja hijau.
- Tatang angkat kaki dari perusahaan itu karena tak merasa dihargai.
- Ibu banting tulang menghidupi keluarga setelah Ayah meninggal dunia.
- Putri terus menerus pergi ke kamar kecil selama rapat berlangsung.
- Persaingan harga membuat toko tersebut memutuskan gulung tikar.
- Dania merasa dijadikan sapi perah oleh kantornya.
- Adik adalah anak emas di keluarga kami.
- Sebagai tangan kanan Bos-nya, Kenzo memiliki jabatan penting di sini.
- Selepas kuliah, Desya bekerja sebagai kuli tinta di majalah Femina.
- Tangisannya meluap karena ditinggal mati sang kekasih.
- Meski berat, ia harus menerima keputusan itu dengan tersenyum pahit.
- Ia sadar telah bermain api dengan para pejabat pemerintahan.
- Angga hanya bisa gigit jari karena sahamnya turun drastis bulan ini.
- Semua masalah hendaknya diselesaikan dengan kepala dingin.
Baca juga: Jenis Majas, Penjelasan, dan Contoh Kalimatnya
Pengertian Kalimat Denotasi
Menurut KBBI, denotasi adalah makna kata yang lugas dan bersifat objektif. Kalimat denotasi adalah kalimat menggambarkan makna secara konkret dan sesuai dengan arti sebenarnya.
Dalam konteks kalimat denotasi, kata-kata digunakan secara langsung dan sesuai dengan arti yang tercantum dalam kamus atau pengertian umum yang diterima. Tujuan utama kalimat denotatif adalah untuk mengkomunikasikan fakta, informasi, atau pernyataan yang jelas dan tidak ambigu.
Contoh:
Meski dilarang Ibu, adik tetap saja bermain api di pekarangan rumah.
Setelah tamu pulang, Arini membantu ibunya menggulung tikar dan menyimpannya di dalam gudang.
Dalam komunikasi sehari-hari, kalimat denotatif sering digunakan dalam situasi yang membutuhkan kejelasan dan ketepatan, seperti dalam laporan, artikel ilmiah, instruksi, atau pemberitaan berita. Dengan menggunakan kalimat denotatif, kita dapat menyampaikan pesan secara langsung dan tanpa penafsiran yang membingungkan.
Fungsi Kalimat Denotasi
Kalimat denotasi berfungsi agar pembaca bisa memahami pesan tanpa keraguan. Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya, lugas, dan tidak ambigu karena diperoleh dari tangkapan panca indera kita. Itu sebabnya, kalimat denotasi sangat diperlukan untuk meminimalisir penafsiran yang subjektif.
Misalnya, saat kita menyebutkan “meja hijau”, artinya meja tersebut memang berwarna hijau, bukan meja hijau pengadilan.
Kalimat denotasi memberikan analisis yang kuat dalam diskusi dan penyampaian informasi secara objektif. Dalam konteks akademik, ilmiah, atau hukum, kalimat denotasi digunakan untuk menyampaikan temuan atau argumen yang dapat diuji kebenarannya.
Baca juga: Pengertian Teks Diskusi, Ciri, Struktur, Kebahasaan, dan Contohnya
Contoh Kalimat Denotasi
Berikut contoh kalimat yang mengandung denotasi atau sesuai dengan keadaan sebenarnya:
- Ada 10 kambing hitam yang siap dikurbankan saat Hari Raya Idul Adha.
- Kenya merasa gugup sehingga terus menerus menggigit jari sepanjang sidang skripsi.
- Botol parfum itu jatuh dan hancur berkeping-keping.
- Pak Ahmad memiliki puluhan sapi perah di kampung halamannya.
- Cuaca Kota Bekasi hari ini sangat panas.
- Kaki tangannya sulit digerakkan akibat cedera saat bermain bulutangkis.
- Sungai desa itu meluap tiap kali musim hujan tiba.
- Kadal dan ular merupakan jenis hewan reptil berdarah dingin.
- Bulan adalah benda langit yang paling terang setelah Matahari.
- Baju ini memiliki bahan yang sangat lembut.
- Lama tak dibaca, banyak kutu buku yang hinggap di rak itu.
- Beberapa bangunan di pinggir jalan dibiarkan kosong tak berpenghuni.
- Samudera Hindia memiliki kedalaman sekitar 3.741 meter persegi.
- Antibiotik itu rasanya pahit sekali.
- Stasiun KRL Commuterline selalu dipadati pekerja pada dini hari.
—
Bagaimana? Apakah kamu sudah memahami perbedaan kalimat konotasi dan denotasi? Perlu diingat, kedua kalimat ini bisa kamu gunakan sesuai konteks yang berlaku ya.
Kata kiasan atau konotatif bisa kamu sisipkan dalam pembuatan karya sastra atau iklan. Nah, jika kamu sedang berkomunikasi, menyusun karya ilmiah, serta mendeskripsikan sesuatu, gunakan kata denotatif agar pembaca dapat memahami hal-hal yang kamu utarakan.
Mempelajari Bahasa Indonesia tak serumit yang dibayangkan kok. Kamu bisa minta bantuan ke Master Teacher di Brain Academy! Mereka siap membantu kamu untuk memahami materi sampai ke akarnya. Tunggu apalagi? Yuk, ikut kelas onlinenya atau datang langsung ke cabang terdekat.