Memahami Apa itu Plasma Konvalesen, Mekanisme, dan Syarat Donor
Plasma konvalesen adalah cairan antibodi yang didonorkan dari penyintas ke pasien COVID-19. Kenali efek samping, syarat donor dan alurnya di artikel ini.
—
“Eh, liat deh, akhir-akhir ini instagram story ku isinya orang yang lagi butuh plasma konvalesen,” kata Hani sambil menunjukkan layar ponselnya.
“Wah, sama banget. Kemarin aku juga cari plasma konvalesen buat kakak sepupuku yang lagi kena COVID-19,” jawab Azka.
Jemari Hani berhenti menggeser layar, lalu berpikir, “Emang plasma konvalesen itu apa sih?”
“Jadi gini….”
Apa Itu Plasma Konvalesen?
Plasma konvalesen adalah cairan antibodi berwarna kuning pekat yang berasal dari dalam tubuh. Plasma konvalesen hanya dimiliki oleh penyintas atau seseorang yang telah sembuh dari virus COVID-19. Plasma ini dapat didonorkan sebagai antibodi untuk pasien yang sedang terserang virus COVID-19.
Nah, penggunaan plasma sebagai terapi dari penderita yang sembuh sudah diterapkan saat wabah penyakit flu babi tahun 2009, Ebola, SARS, dan MERS. Setelah digunakan bertahun-tahun, donor plasma terbukti aman dan membantu membersihkan virus lebih cepat.
Apa saja syarat menjadi pendonor dan penerima donor plasma konvalesen?
Plasma konvalesen bisa didonorkan kepada pasien yang membutuhkan. Tapi, nggak semua penyintas covid-19 bisa jadi pendonor. Pendonor dan penerima donor plasma konvalesen harus melalui beberapa kriteria khusus, beberapa di antaranya sebagai berikut:
Syarat penerima donor:
- Pasien dengan gejala berat dan kritis
- Jumlah antibodi sangat sedikit
Syarat pendonor plasma konvalesen:
- Diutamakan laki-laki
- Mengecek titer (jumlah antibodi)
- Golongan darah harus sama dengan penerima donor
- Dinyatakan sembuh dari COVID-19, minimal 14 hari yang dibuktikan dari tes PCR.
Untuk pendonor wanita, tidak diperbolehkan dalam keadaan hamil atau pernah hamil. Sebab, saat hamil terdapat pembentukan antibodi HLA atau Human Leukocyte Antigen yang akan terus bertambah. Antibodi HLA memicu terjadinya transfusion related acute lung injury (TRALI) pada transfusi darah. TRALI adalah kondisi pembengkakan paru yang dialami setelah menerima donor darah.
Meskipun efektivitas terapi plasma konvalesen masih terus diteliti, namun terapi tersebut dapat meningkatkan antibodi sehingga mengurangi tingkat keparahan dan reaksi virus. Proses pemulihan pun bisa berlangsung lebih cepat.
Sejauh ini, hampir tidak ada efek yang ditimbulkan setelah menerima donor plasma konvalesen. Kalaupun ada, efeknya tergolong ringan, seperti demam. Tapi, kasus ini jarang banget terjadi.
Perbedaan Terapi Plasma Konvalesen dengan Vaksin
Ngomong-ngomong, vaksin dan terapi plasma itu beda ya, Brainies. Vaksin bersumber dari antigen virus yang sudah lemah atau mati. Sedangkan plasma bersumber dari cairan antibodi penyintas COVID.
Penggunaan plasma diperuntukkan untuk pasien COVID-19 yang memiliki kondisi kritis. Sementara vaksin diberikan kepada orang sehat atau penyintas COVID dengan syarat minimal 3 bulan setelah sembuh. Dosis yang dianjurkan yakni sebanyak 2 kali suntikan.
Baca Juga: Bagaimana Cara Vaksin Bekerja dalam Tubuh?
Bagaimana Mekanisme Terapi Plasma Konvalesen?
Kamu masih inget nggak kalo darah kita itu terdiri dari beberapa komponen? Oke, aku remind deh. Ada sel darah merah, sel darah putih, keping darah (trombosit) dan plasma.
Namanya juga terapi plasma, yang dibutuhkan cuma plasma darahnya aja. Sedangkan komponen darah lainnya dikembalikan ke tubuh pendonor. Oleh sebab itu, terapi konvalesen menggunakan alat bernama aferesis. Mesin ini yang akan menyaring komponen darah yang diperlukan. Jumlah plasma konvalesen juga bisa diatur, umumnya berkisar antara 400 hingga 600 ml.
Pertama-tama, pendonor akan di-screening terlebih dahulu. Screening dilakukan untuk memastikan bahwa antibodi pendonor dalam keadaan baik. Kemudian, pendonor mensterilkan tangan dan lengan yang akan diambil plasmanya. Dokter akan mencari akses pembuluh darah yang paling tepat agar proses pengambilan bisa lancar. Waktu yang diperlukan saat pengambilan plasma sekitar 15-30 menit.
Tahap selanjutnya, yaitu uji lab. Fungsinya untuk memastikan kalau plasma bebas dari penyakit menular, seperti hepatitis B, C, HIV, dan sifilis. Kalau udah aman, langsung disimpan di ruang khusus agar bisa didonorkan ke pasien.
—
Itu tadi penjelasan tentang definisi, syarat donor, efek samping dan cara kerja plasma konvalesen. Mudah-mudahan bisa menambah pengetahuan baru ya. Jaga kesehatan dan tetap akses materi belajar kamu di Brain Academy Online.
Referensi:
Convalescent Plasma Therapy. [Daring]. Tautan: https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/convalescent-plasma-therapy/about/ (diakses pada: 15 Juli 2021)
The Convalescent Sera Option for Containing COVID-19. [Daring]. Tautan: https://www.jci.org/articles/view/138003 (diakses pada: 15 Juli 2021)
Panduan Donor Plasma Konvalesen. [Daring]. Tautan: https://kesehatan.kontan.co.id/news/panduan-donor-plasma-konvalesen-mulai-syarat-alur-hingga-biayanya?page=all (diakses 21 Juli 2021)
Sumber Gambar
Smartphone. [Daring]. Tautan : http://clipart-library.com/clipart/47182.htm (diakses pada: 18 Juli 2021)